TEMPO.CO, Yerusalem - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) berhenti memberikan tenda darurat untuk warga Palestina di bagian strategis Tepi Barat yang berada di bawah pendudukan Israel. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran atas meningkatnya intensitas penghancuran rumah tinggal dan berbagai bangunan yang dilakukan oleh tentara Israel.
Para pejabat dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di Jenewa marah atas meningkatnya penyitaan bantuan untuk rakyat Palestina yang tinggal di Lembah Yordan. Warga Palestina di kawasan itu kehilangan tempat tinggal akibat pembongkaran yang dilakukan tentara Israel.
"Kami akan menangguhkan distribusi bantuan bahan bangunan untuk tenda darurat karena kami melihat adanya rintangan dan pengambilalihan," kata juru bicara ICRC Jon Larrson kepada The Telegraph, Kamis, 6 Februari 2014.
Menurut Larrson, penghentian ini adalah keputusan yang sulit. "Kami berharap masalah pemberian bantuan tempat tinggal ini bisa didiskusikan segera dengan pihak otoritas Israel. Kami akan melanjutkan kembali bantuan ini apabila sudah ada keputusan bahwa bahan bangunan kami tidak akan lagi disita," ujarnya.
Meski bantuan untuk pembangunan tempat tinggal ini dihentikan, ICRC akan terus memberikan bantuan dalam bentuk lain.
Penghentian ini dilakukan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa merilis jumlah properti warga Palestina banyak yang dirobohkan di Lembah Yordan dengan alasan tak adanya izin bangunan yang sesuai. Jumlahnya meningkat dua kali lipat dari 172 bangunan pada 2012 menjadi 390 pada 2013.
Pekan lalu, tentara Israel menghancurkan tenda-tenda pengungsian milik warga di Lembah Yordan. Sekitar 66 orang terpaksa meninggalkan tempat mereka, termasuk 36 di antaranya anak-anak. Para tentara terus memastikan bahwa tidak akan ada upaya warga Palestina untuk membangun kembali tempat tinggal mereka.
Warga mengatakan, penghancuran itu bertujuan untuk mendorong penduduk Palestina keluar dari Lembah Yordan, yang dianggap menjadi batu sandungan dalam perundingan perdamaian. Israel tetap bersikeras bahwa pasukannya harus tetap berada di wilayah tersebut tanpa batas waktu.
THE TELEGRAPH | ROSALINA
Berita terkait
Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza
22 November 2023
Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza
Baca SelengkapnyaDikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram
3 November 2023
Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza
Baca SelengkapnyaElon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?
31 Oktober 2023
Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaKeadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik
16 Oktober 2023
Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.
Baca SelengkapnyaSudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka
16 Oktober 2023
Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.
Baca SelengkapnyaIsrael Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?
13 Oktober 2023
Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara
Baca SelengkapnyaIsrael Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?
13 Oktober 2023
Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.
Baca SelengkapnyaTerjepit di Jalur Gaza
11 Oktober 2023
Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.
Baca SelengkapnyaIsrael Melarang Minyak dan Gas Masuk ke Jalur Gaza
3 Agustus 2018
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, mengeluarkan perintah pelarangan pasokan minyak dan gas masuk ke Jalur Gaza melalui Kerem Shalom.
Baca SelengkapnyaDikepung Israel, 80 Persen Pabrik di Gaza Palestina Tutup
18 Juli 2018
Akibat pengepungan Israel, 80 persen pabrik di Jalur Gaza Palestina tutup atau setidaknya semaput.
Baca Selengkapnya