AS Sebut Rusia Uji Coba Rudal Jelajah Baru

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 31 Januari 2014 05:56 WIB

Topol, Rudal Balistik antar benua milik Rusia. AP/Alexander Zemlianichenko

TEMPO.CO , Washington: Pejabat Amerika Serikat dilaporkan telah mengetahui bahwa Rusia telah melakukan uji coba peluncuran rudal jelajah baru, yang itu bisa disebut sebagai pelanggaran nyata terhadap pakta tahun 1987 yang melarang pengujian, produksi, dan kepemilikan rudal jarak menengah.

New York Times, yang menulis laporan soal ini, mengatakan bahwa pejabat Gedung Putih belum secara resmi mendeklarasikan uji coba Rusia itu sebagai pelanggaran dari Pakta 1987, perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev.

Menurut New York Times, Gottemoeller, pejabat senior bidang pengendalian senjata Departemen Luar Negeri AS menginformasikan kepada NATO tentang ujicoba ini dalam pertemuan tertutup di Brussels, awal bulan ini. Ujicoba Rusia ini mungkin telah dimulai pada awal 2008, namun para pejabat AS tidak memiliki informasi yang cukup untuk mempertimbangkan masalah rudal itu dengan kepatuhan terhadap perjanjian tahun 1987 untuk waktu yang lama.

Isu utama kepatuhan pada pakta itu adalah pada rudal itu sendiri, disebut RS-26, yang telah diuji dengan jarak menengah dan jangkauan antarbenua. Rudal jarak menengah didefinisikan sebagai rudal balistik yang diluncurkan dari darat atau rudal jelajah yang mampu terbang 300 sampai 3.400 mil. Sedangkan rudal antarbenua mampu terbang di atas kisaran tersebut.

Partai Republik telah meminta Gedung Putih untuk berbagi bahan intelijen soal dugaan pelanggaran perjanjian 1987 ini dengan Kongres dan mendesak pemerintah untuk lebih agresif dalam meminta Rusia mematuhi ketentuan perjanjian itu.

"Penjelasan yang diberikan oleh pejabat dari pemerintah Anda setuju dengan penilaian kami bahwa tindakan Rusia itu serius dan mengganggu, tetapi gagal untuk menawarkan jaminan tindakan kongkret untuk mengatasi tindakan Rusia," kata dua Republikan, Howard McKeon dan Mike Rogers, dalam sebuah surat kepada Presiden Obama April 2013. McKeon adalah Ketua Komite Angkatan Bersenjata DPR AS, Rogers memimpin Komite Intelijen DPR.

FOX NEWS | ABDUL MANAN

Berita Lainnya:
Turki Gempur Konvoi Pemberontak Suriah
Thailand Kerahkan 10 Ribu Tentara Amankan Pemilu
Militer Filipina Klaim Tewaskan 37 Pejuang BIFF
Sudan Selatan Bebaskan Pelaku Kudeta
NSA: Snowden Harus Kembalikan Dokumen yang Tersisa

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya