Dinyatakan Darurat, Bangkok Tenang  

Reporter

Rabu, 22 Januari 2014 09:46 WIB

Sejumlah tenda pendemo anti-pemerintah berjejer di halaman pusat perbelanjaan Central World Plaza, tak jauh dari perempatan Ratchaprasong, Bangkok, Thailand (15/1). Perempatan ini merupakan satu dari tujuh perempatan yang diduduki massa anti pemerintah untuk mendesak Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur dari pemerintahan. TEMPO/Yos Rizal

TEMPO.CO, Bangkok - Ibu kota Thailand, Bangkok, dinyatakan dalam keadaan darurat pada hari Rabu, 22 Januari 2014 setelah pemerintah memperketat keamanan. Langkah ini dilakukan menyusul lemparan granat ke arah kerumunan demonstran yang menyebabkan satu orang meninggal.

Meski dinyatakan darurat, Bangkok tetap tenang dan aktivitas berjalan normal. Tidak terlihat tentara di jalan-jalan, seperti yang terjadi saat aksi unjuk rasa akbar sebelumnya. Selain itu, jam malam juga tidak diberlakukan.

Menurut rencana, keadaan darurat akan diberlakukan selama 60 hari. Namun, pemerintah mengatakan tidak ada rencana untuk membersihkan kamp demonstran yang telah dibentuk di tujuh persimpangan jalan utama di Bangkok.

Sebaliknya, mereka mengatakan ingin mencegah eskalasi kekerasan setelah kematian dan luka yang disebabkan oleh serangan granat terhadap demonstran selama akhir pekan kemarin. Demonstran tetap bertekad menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan mengancam akan mengganggu pemilu awal bulan depan.

Keputusan, yang meliputi Bangkok dan provinsi sekitarnya, memungkinkan badan-badan keamanan untuk memberlakukan jam malam, menahan tersangka tanpa tuduhan, menyensor media, serta melarang pertemuan politik lebih dari lima orang.

Protes kali ini adalah episode terbaru dalam konflik politik delapan tahun yang melibatkan kelas menengah dan pendukung utama Yingluck dan kakaknya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan oleh militer pada tahun 2006.

Yingluck sebelumnya menyerukan pemilihan umum pada 2 Februari. Kubu oposisi menyatakan akan memboikot pemilu.

Komisi Pemilihan Umum mengatakan akan meminta fatwa dari Mahkamah Konstitusi pada hari Rabu mengenai kemungkinan penundaan pemilu. Mereka mengkhawatirkan kekerasan pada hari pemungutan suara dan mengatakan aksi demonstran menyebabkan beberapa kandidat gagal mendaftar, yang berarti tidak akan ada kuorum di Parlemen.

Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstran, tegas menolak pemilu langsung. Dia menuduh Thaksin yang kini hidup di pengasingan ingin mengubah sistem pemilu. Kakak Yinluck ini ditengarai kini bermukim di Dubai untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan pada tahun 2008 untuk penyalahgunaan kekuasaan.

Sembilan orang tewas sejak November dalam kekerasan politik terburuk di Thailand sejak 2010. Suthep, pada waktu itu wakil perdana menteri, mengirim pasukan untuk mengakhiri protes massa oleh pendukung pro-Thaksin. Lebih dari 90 orang tewas dalam kerusuhan 2010.

REUTERS | TRIP B

Topik terhangat:
Banjir Jakarta | Buku SBY vs Anas | Banjir Bandang Manado | BBM Akil Mochtar | Anas Ditahan

Berita Terpopuler
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
7 Ekspresi Sewot Ani SBY di Instagram
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Seberapa Kaya Sutan Bhatoegana?
Geram Ahok Soal Molornya APBD DKI

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya