TEMPO.CO, Bangkok - Ibu kota Thailand, Bangkok, dinyatakan dalam keadaan darurat pada hari Rabu, 22 Januari 2014 setelah pemerintah memperketat keamanan. Langkah ini dilakukan menyusul lemparan granat ke arah kerumunan demonstran yang menyebabkan satu orang meninggal.
Meski dinyatakan darurat, Bangkok tetap tenang dan aktivitas berjalan normal. Tidak terlihat tentara di jalan-jalan, seperti yang terjadi saat aksi unjuk rasa akbar sebelumnya. Selain itu, jam malam juga tidak diberlakukan.
Menurut rencana, keadaan darurat akan diberlakukan selama 60 hari. Namun, pemerintah mengatakan tidak ada rencana untuk membersihkan kamp demonstran yang telah dibentuk di tujuh persimpangan jalan utama di Bangkok.
Sebaliknya, mereka mengatakan ingin mencegah eskalasi kekerasan setelah kematian dan luka yang disebabkan oleh serangan granat terhadap demonstran selama akhir pekan kemarin. Demonstran tetap bertekad menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra dan mengancam akan mengganggu pemilu awal bulan depan.
Keputusan, yang meliputi Bangkok dan provinsi sekitarnya, memungkinkan badan-badan keamanan untuk memberlakukan jam malam, menahan tersangka tanpa tuduhan, menyensor media, serta melarang pertemuan politik lebih dari lima orang.
Protes kali ini adalah episode terbaru dalam konflik politik delapan tahun yang melibatkan kelas menengah dan pendukung utama Yingluck dan kakaknya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan oleh militer pada tahun 2006.
Yingluck sebelumnya menyerukan pemilihan umum pada 2 Februari. Kubu oposisi menyatakan akan memboikot pemilu.
Komisi Pemilihan Umum mengatakan akan meminta fatwa dari Mahkamah Konstitusi pada hari Rabu mengenai kemungkinan penundaan pemilu. Mereka mengkhawatirkan kekerasan pada hari pemungutan suara dan mengatakan aksi demonstran menyebabkan beberapa kandidat gagal mendaftar, yang berarti tidak akan ada kuorum di Parlemen.
Suthep Thaugsuban, pemimpin demonstran, tegas menolak pemilu langsung. Dia menuduh Thaksin yang kini hidup di pengasingan ingin mengubah sistem pemilu. Kakak Yinluck ini ditengarai kini bermukim di Dubai untuk menghindari hukuman penjara yang dijatuhkan pada tahun 2008 untuk penyalahgunaan kekuasaan.
Sembilan orang tewas sejak November dalam kekerasan politik terburuk di Thailand sejak 2010. Suthep, pada waktu itu wakil perdana menteri, mengirim pasukan untuk mengakhiri protes massa oleh pendukung pro-Thaksin. Lebih dari 90 orang tewas dalam kerusuhan 2010.
REUTERS | TRIP B
Topik terhangat:
Banjir Jakarta | Buku SBY vs Anas | Banjir Bandang Manado | BBM Akil Mochtar | Anas Ditahan
Berita Terpopuler
Ahok: Gimana Enggak Banjir Kalau Tanggul Dibolongi?
7 Ekspresi Sewot Ani SBY di Instagram
Jokowi Rembuk Banjir di Katulampa, Ini Hasilnya
Seberapa Kaya Sutan Bhatoegana?
Geram Ahok Soal Molornya APBD DKI
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya