TEMPO.CO, Amman - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, secara diam-diam mengunjungi negara tetangganya, Yordania, Kamis, 16 Januari 2014, guna bertemu dengan Raja Abdullah II. Kunjungan tersebut, jelas pejabat Istana Kerajaan, untuk mendukung proses perdamaian di Timur Tengah.
Pertemuan yang jarang terjadi itu berlangsung di Ibu Kota Amman menyusul tekanan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry agar supaya Israel dan Palestina segera kembali ke meja perundingan.
Menurut media Israel, dalam pertemuan tersebut, Netanyahu membawa proposal menyangkut rencana pengamanan perbatasan antara negara masa depan Palestina dengan Yordania dengan melibatkan peralatan berteknologi tinggi guna mengurangi atau mengakhiri kehadiran pasukan Israel di kawasan tersebut.
"Raja Abdullah dan Netanyahu membicarakan perkembangan proses perdamaian antara Israel dan Palestina sebagaimana disponsori AS," tulis pernyataan Istana, Kamis, 16 Januari 2014.
Istana menyatakan, pertemuan kedua pemimpin itu juga untuk memastikan kemajuan keingingn rakyat Palestina dan pada saat bersamaan juga untuk melindungi kepentingan Yordania.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.