Inilah Isu-Isu Utama Perundingan Israel-Palestina  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 15 Januari 2014 05:59 WIB

Seorang anak perempuan dengan gambar bendera Palestina di wajahnya mengikuti sebuah aksi untuk mendukung Palestina menjadi negara pengamat non-anggota, di Tepi Barat, Ramallah, Kamis (29/11). Warga Palestina bergembira atas pengakuan PBB sebagai sebuah negara pada hari Kamis namun dengan harga mahal, harus menunda pengumuman negara Palestina yang merdeka karena penolakan dari Israel. AP/Majdi Mohammed

TEMPO.CO , Jerussalem: Perundingan antara Israel dan Palestina kembali dilakukan sejak Agustus 2013 lalu, dengan mediasi Amerika Serikat, setelah mandeg selama tiga tahun. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menjadikan penyelesaian konflik Israel-Palestina yang sudah berlangsung beberapa dekade itu sebagai prioritas utamanya.

Sejak dua tim melakukan negosiasi tahun lalu, perkembangannya masih belum menggembirakan. Dalam kunjungan ke Jerussalem dan Ramalah pada 3-5 Januari 2014 lalu, John Kerry mendorong percepatan pembahasannya agar bisa mencapai kesepakatan pada April mendatang. Di bawah ini adalah sejumlah isu krusial dalam perundingan perdamaian itu.

1. Status Yerusalem

Israel
Pemerintah Israel tidak bersedia membagi Yerusalem dan menjadikannya sebagai pusat politik dan keagamaan orang Yahudi. Dalam Undang Undang Dasar Israel tahun 1980 dikatakan, "Yerusalem, utuh dan menyatu, adalah ibukota Israel".

Palestina
Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang diduduki oleh Jordan sebelum dicaplok Israel dalam perang tahun 1967, sebagai ibukota negara Palestina. The Old City berisi tiga tempat paling suci dalam Islam, yaitu Masjid Al-Aqsa, dan Kubah Batu, di mana Nabi Muhammad dikatakan telah mengunjungi surga dengan kuda bersayap Burak-nya.

2. Perbatasan

Israel
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menerima kemungkinan bahwa harus ada negara Palestina dan akan ada penarikan mundur Israel dari bagian Tepi Barat (yang dicaplok oleh Israel tahun 1967) untuk mengakomodasi ini. Israel telah menarik pasukannya dan pemukimannya dari Gaza. Israel ingin perbatasannya memasukkan pemukiman Israel utama yang telah berkembang di Tepi Barat dan Yerusalem. Namun beberapa anggota sayap kanan kabinet Netanyahu dan Partai Likud tidak menerima ide solusi dua-negara dalam konflik dengan Palestina.

Palestina
Palestina ingin pembicaraan mulai dari posisi dasar bahwa tanah yang dicaplok oleh Israel tahun 1967 -Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza- merupakan milik Palestina di masa depan. Setiap tanah yang diberikan kepada Israel harus dikompensasi oleh pertukaran lahan yang seimbang.

3. Pemukiman

Israel
Pemerintah Israel sebelumnya telah bersikeras menjaga pemukiman utama Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat. Setiap kebijakan yang mengabaikan ini akan memecah koalisi yang membentuk pemerintah. Israel menolak untuk memperkenalkan kembali pembekuan parsial pada permukiman sebagai prasyarat untuk kembali ke perundingan. Moratorium terakhir pembangunan pemukiman berakhir pada 26 September 2010.

Palestina
Idealnya, Palestina ingin semua permukiman harus ditinggalkan jika berada di Gaza. Namun, mereka tampaknya menerima bahwa beberapa di antaranya tetap dipertahankan tetapi akan berdebat untuk jumlah minimum dan meminta pertukaran lahan untuk setiap yang tersisa. Mereka meninggalkan putaran terakhir pembicaraan perdamaian setelah moratorium pembangunan pemukiman Israel secara parsial berakhir pada 26 September 2010 dan tidak diperpanjang.

4. Pengungsi

Israel
Israel menolak gagasan bahwa pengungsi Palestina dari perang-perang sebelumnya harus diperbolehkan memiliki "hak kembali" ke kampung halaman mereka. Mereka mengatakan bahwa ini adalah perangkat untuk menghancurkan negara Israel oleh demografi dalam rangka mendirikan negara kesatuan Palestina. Untuk itu Netanyahu telah mendesak Israel untuk diakui sebagai negara Yahudi.

Palestina
Secara formal, mereka mempertahankan "hak kembali", dengan alasan bahwa tanpa itu sebuah ketidakadilan besar tidak akan diletakkan secara tepat. Namun, telah ada pembicaraan di kalangan Palestina bahwa "hak" dapat dipenuhi dengan ganti rugi. Mereka menolak mengakui konsep Israel sebagai "negara Yahudi", dan mengatakan ini tidak perlu dan mengabaikan warga Israel-Arab di Israel.

5. Keamanan

Israel
Pemerintah Israel takut bahwa negara Palestina mungkin suatu hari jatuh ke tangan Hamas atau akan digunakan untuk menyerang Israel. Oleh karena itu mereka bersikeras bahwa mereka harus mempertahankan kontrol besar atas keamanan, termasuk di Lembah Yordan, dan bahwa sebuah negara Palestina sebagian besar akan didemiliterisasi.

Palestina
Mereka berpendapat bahwa masalah keamanan akan datang dari solusi dua-negara yang stabil, bukan sebaliknya. Mereka ingin diperlakukan sebagai negara normal. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas takut bahwa status-klien seperti saat ini akan dipertahankan dan itu akan membuka pengambilalihan oleh Hamas.

Bahan: BBC | Abdul Manan

Berita terkait

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

22 November 2023

Lee Young Ae Donasikan 50 Juta Won untuk Bantu Anak-anak di Gaza

Donasi dari Lee Young Ae akan diberikan untuk mendukung perawatan medis bagi anak-anak di zona konflik jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Luhut Berkisah Kondisinya di Singapura: Sudah Olahraga dan Terima Kunjungan Utusan Joe Biden

18 November 2023

Luhut Berkisah Kondisinya di Singapura: Sudah Olahraga dan Terima Kunjungan Utusan Joe Biden

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan kondisi terkini kesehatannya.

Baca Selengkapnya

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

3 November 2023

Dikritik Bersikap Netral Atas Konflik Gaza, Selena Gomez Akan Tinggalkan Instagram

Selena Gomez menghapus akun Instagram-nya, setelah dikritik karena komentarnya mengenai konflik Gaza

Baca Selengkapnya

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

31 Oktober 2023

Elon Musk Belum Bisa Pasok Internet ke Gaza Lewat Starlink, Mengapa?

Meskipun layanan telekomunikasi telah pulih di Gaza, seruan untuk bantuan internet Starlink milik Elon Musk terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

16 Oktober 2023

Keadaan Warga dan Infrastruktur di Jalur Gaza dan Israel Setelah 8 Hari Konflik

Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya, Jalur Gaza Utara merupakan salah satu bangunan yang hancur dengan kerusakan paling parah pada stasiun oksigen.

Baca Selengkapnya

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

16 Oktober 2023

Sudah Lewat 8 Hari Konflik Hamas Vs Israel di Jalur Gaza dalam Angka

Bagaimana keadaan masyarakat dalam konflik Hamas vs Israel di Jalur Gaza? Korban jiwa dari sipil terus bertambah.

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Bagaimana Kelangsungan Hidup Warga Gaza?

Blokade total yang dilakukan oleh Israel semakin membuat puluhan ribu warga Jalur Gaza sengsara

Baca Selengkapnya

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

13 Oktober 2023

Israel Blokade Total Jalur Gaza, Apa yang Dilakukannya?

Dalam menjalani hidupnya sehari-hari, sebagian warga Jalur Gaza juga sebenarnya bergantung pada Israel.

Baca Selengkapnya

Terjepit di Jalur Gaza

11 Oktober 2023

Terjepit di Jalur Gaza

Jutaan warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, kini terjebak di tengah pertempuran antara antara militer Israel dan kelompok Hamas.

Baca Selengkapnya

Terkini: Kemendag Buka Suara Ancaman Aprindo Stop Minyak Goreng, Luhut Tagih Janji John Kerry

14 April 2023

Terkini: Kemendag Buka Suara Ancaman Aprindo Stop Minyak Goreng, Luhut Tagih Janji John Kerry

Aprindo ancam menghentikan penjualan minyak goreng di ritel karena utang rafaksi senilai Rp 344 miliar belum dibayar pemerintah. Kemendag buka suara.

Baca Selengkapnya