TEMPO.CO, Beirut - Beberapa jam setelah ledakan bom mobil yang menewaskan lima orang di markas Hizbullah, sebelah selatan Beirut, komando kedua gerakan Syiah menyerukan persatuan demi menghindari kehancuran Lebanon.
Sheikh Naim Qassem tidak menuduh siapa di balik serangan tersebut, tetapi dia menyebut takfiri (ekstremis Sunni) sebagai kelompok teroris.
"Lebanon berada di jalur kehancuran jika tidak ada pengertian politik. Dan, kami tidak sanggup menyelamatkan (negara) tanpa persatuan nasional," kata Qassem kepada saluran televisi Hizbullah, al-Manar.
Hizbullah telah mengirimkan ribuan pejuangnya ke Suriah guna mendukung pasukan loyalis Presiden Bashar al-Assad dalam perang melawan pemberontak yang ingin menjatuhkannya. Sejak kelompok ini terlibat dalam perang Suriah, Lebanon telah mengalami gelombang serangan yang begitu mendalam, menyebabkan perpecahan antara Syiah dan Sunni, yang hampir semuanya mendukung pemberontak.
Perpecahan itu disebabkan Lebanon berdiri tanpa pemerintahan sejak kabinet Najib Mikati mengundurkan diri pada April 2013. "Jika kita bersatu secara politik, kita akan netral terhadap teroris takfiri," kata Qassem.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Ini Buku Baasyir yang Disebut Legalkan Perampokan
Album Baru, Beyonce Rekam 80 Lagu
Ahok Naik Mobil Dinas, Jokowi: Lihat Saja Nanti
Ucapan Baasyir Soal JIL sampai Presiden Kafir
Pindah ke PDIP? Ahok Menjawab Santai
Gunakan Kata Allah, Malaysia Sita 321 Alkitab
Berita terkait
Miris, Jual Beli Organ Tubuh Pengungsi Suriah Marak di Lebanon
28 April 2017
Sejak pecah perang saudara di Suriah pada 2011, sekitar 1,5 juta orang masuk ke wilayah Lebanon. Jumlah mereka hampir seperempat penduduk Libanon
Baca Selengkapnya8 Pesawat Intai Israel Langgar Wilayah Udara Lebanon
9 Maret 2017
Kantor berita ini juga mengatakan, enam pesawat perang Israel melanggar wilayah udara Lebanon.
Baca SelengkapnyaIran dan Hizbullah Dukung Gencatan Senjata di Suriah
13 Februari 2017
Sayyed Nasrallah juga menepis isu mengenai kondisi pengungsi Suriah di Libanon.
Baca SelengkapnyaPemimpin Hizbullah Sebut Trump Pemimpin 'Idiot'
13 Februari 2017
Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."
Baca SelengkapnyaBegini Terapi Stres untuk Anak-anak Pengungsi Suriah
2 Januari 2017
Kelas perdamaian untuk anak pengungsi Suriah dan Palestina di kamp Shatila, Libanon, berfungsi untuk meredakan stres dan mencegah direkrut milisi.
Baca SelengkapnyaAktivis Libanon Protes Menteri Urusan Perempuan Dijabat Pria
22 Desember 2016
KAFA, organisasi hak perempuan Libanon, menyerukan protes atas penunjukan Jean Ogasapian sebagai menteru pemberdayaan perempuan.
Baca SelengkapnyaCegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi
23 November 2016
Libanon membangun tembok di dekat kamp pengungsian warga Palestina, dengan tujuan mencegah kelompok radikal menyusup.
Baca SelengkapnyaPlt Dubes Libanon, Azzi: Pemerintahan Kami Terunik di Dunia
22 November 2016
Pelaksana tugas Duta Besar Libanon untuk Indonesia, Joanna-Maria Azzi menjelaskan Libanon punya pakta nasional untuk merawat pluralitas dan toleransi.
Baca SelengkapnyaKrisis Pemimpin, Michel Aoun Terpilih Jadi Presiden Libanon
31 Oktober 2016
Pria 81 tahun itu mendapatkan sokongan 83 suara anggota parlemen.
Panglima Hizbullah Tewas di Suriah
13 Mei 2016
Panglima utama Hizbullah Mustafa Amine Badreddine tewas dalam serangan udara Israel di perbatasan Libanon-Suriah pada pekan ini.
Baca Selengkapnya