Seorang pria suku Uighur melintas di depan tentara Cina yang berjaga-jaga di Urumqi (15/7). Polisi Cina telah menembak mati dua warga dalam kerusuhan baru, Senin kemarin. Foto: REUTERS/David Gray
TEMPO.CO, Beijing – Sebanyak 16 orang tewas dalam bentrokan yang terjadi di wilayah Xinjiang, Cina. Bentrokan terjadi para hari Minggu, 15 Desember 2013. Di wilayah ini banyak bermukim etnis minoritas Uighur yang seringkali dikaitkan dengan militan East Turkestan Islamic Movement (ETIM).
Dikutip dari AFP, bentrokan ini terjadi saat polisi hendak menahan tersangka kriminal di Shufu. Saat itulah sekelompok preman menyerang dan menghalangi polisi. Bentrokan tidak bisa dihindari. Sejumlah preman dilaporkan bersenjata dan memiliki bahan peledak.
Dua petugas polisi tewas dan 14 preman juga mati tertembak oleh peluru polisi. Saat ini polisi sudah mengamankan dua orang tersangka yang diduga kuat menjadi pemicu bentrokan.
Insiden itu terjadi kurang dari dua bulan setelah serangan jeep maut di Lapangan Tiananmen yang merupakan jantung simbolis dari negara Cina. Dalam insiden ini, 5 orang, termasuk 3 orang penyerang, tewas.
Polisi Cina menyatakan, Uighur bersekutu dengan Al Qaida untuk memisahkan diri dari Cina. Namun menurut aktivis, keputusasaan atas diskriminasi ekonomi dan sosial serta pembatasan budaya dan agama memicu kemarahan di dalam kalangan warga Uighur.