Sejumlah tentara Prancis menyapa beberapa anak kecil, ketika mereka berjalan melewati area pasar induk di Timbuktu, Mali, Selasa (23/7). AP/Rebecca Blackwell
TEMPO.CO, Bamako – Militer Prancis mengklaim berhasil membunuh 19 pemberontak dalam operasi di Timbuktu, wilayah utara Mali, pada Selasa, 10 Desember 2013. Selama beberapa pekan terakhir, ratusan prajurit Afrika, Prancis, dan tentara Mali sendiri, telah menyusuri wilayah Mali utara.
Kuat diduga, di tempat ini banyak bersembunyi kelompok kecil gerilyawan seperti AQIM yang merupakan cabang Al-Qaida. Menurut laporan kantor berita Xinhua, kelompok AQIM tersebut masih aktif meski sudah diusir dari kota-kota besar seperti, Gao, Timbuktu, dan Kidal pada Januari lalu.
Operasi gabungan itu merupakan bagian dari langkah-langkah untuk mendorong pemantauan dan keamanan sebelum pemilihan anggota dewan legislatif, Ahad esok. Pemilihan memasuki babak kedua setelah pemilihan pertama diselenggarakan pada 24 November lalu.
Hingga kini, Mali belum pulih dari bayang-bayang perang sejak Maret 2012. Saat itu, AQIM dan kelompok pemberontak lain menyerbu wilayah Mali utara dengan melakukan kudeta militer.
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.