Puluhan bunga diletakan dekat patung Nelson Mandela, di Mandela Square, Johannesburg, Afrika Selatan, (7/12). Warga yang berduka terus berdatangan ke rumah mantan presiden Afrika Selatan yang meninggal kemaren. AP/Athol Moralee
“Aku akan berada di sana sejak pukul 6 pagi ketika gerbang dibuka untuk memastikan aku mendapat kursi di dalam (stadion),” ujar Zizipho Sogawula, seorang warga Afsel, seperti dikutip Xinhua. Bahkan, ia rela berjalan kaki sejauh 10 kilometer menuju stadion dari kediamannya.
Sogawalu menuturkan, ia dan seluruh warga Afsel tidak akan melewatkan upacara peringatan dengan alasan apa pun. “Ini hanya terjadi sekali seumur hidup, Anda harus berada di sana untuk menghormati Tata–sapaan Mandela. Saya tidak peduli jika harus berjalan kaki hingga tiga jam lamanya,” katanya berapi-api.
Senada dengan Sogawalu, Kasozi Musa, seorang pejuang Uganda yang tinggal di Johannesburg, mengeluarkan pernyataan serupa. “Dia adalah simbol. Upacara ini akan menjadi sesuatu yang sangat emosional,” katanya.
Oleh sebab itu, tutur Musa, tidak peduli apakah dengan berjalan kaki atau dengan transportasi apa pun, semua orang harus hadir di sana. Bagi Musa dan warga Afsel lainnya, di mana Mandela berada, di sanalah segenap rakyat juga berada.
