TEMPO.CO, Manila - Filipina melarang warganya bekerja di Yaman menyusul serangan mematikan oleh kelompok militan yang menewaskan lebih dari 50 orang berikut tujuh warga Filipina.
Keputusan tersebut diumumkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina, Raul Hernandez, Senin, 9 Desember 2013.
Menurut pedoman yang dikeluarkan pemerintah, seluruh warga Filipina dilarang mencari kerja di Yaman. Sementara saat ini sebanyak 1.500-2.000 tenaga kerja Filipina siap kembali ke tanah air.
Pada bagian lain, al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan di Yaman, Jumat, 6 Desember 2013, sebagai balasan atas serangan jet tanpa awak Amerika Serikat yang menewaskan puluhan pemimpin kelompok ini.
Dalam aksi serangan tersebut, tujuh warga Filipina termasuk seorang dokter dan beberapa perawat tewas, sementara 11 lainnya cedera. Mereka itu di antara 40 warga Filipina yang sedang bekerja di rumah sakit Angkatan Bersenjata Yaman. Sekitar 10 juta warga Filipina bekerja di berbagai belahan dunia, hampir sebagian besar mencari peruntungan di Timur Tengah.
ARAB NEWS | CHOIRUL
Berita terkait
Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh
21 Agustus 2017
Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.
Baca SelengkapnyaDuh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh
27 Juli 2017
Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.
Baca SelengkapnyaMelukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops
8 Juli 2017
Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis
Baca SelengkapnyaFilipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat
27 Juni 2017
Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi
29 Mei 2017
Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.
Baca SelengkapnyaLelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita
28 Mei 2017
Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.
Baca SelengkapnyaSituasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI
27 Mei 2017
Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.
Baca SelengkapnyaGereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS
25 Mei 2017
Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.
Baca SelengkapnyaMelawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi
25 Mei 2017
Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.
Baca SelengkapnyaIni Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi
24 Mei 2017
Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.
Baca Selengkapnya