TEMPO.CO, Bangkok - Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mengusulkan referendum mengenai masa depannya pada hari Ahad. Ia juga berjanji untuk mengundurkan diri jika itu adalah yang dikehendaki mayoritas rakyat Thailand.
Para pengunjuk rasa tumpah di jalan-jalan Ibu Kota selama berminggu-minggu dan bentrok dengan aparat kepolisian. Mereka bersumpah untuk menggulingkan Yingluck dan mengakhiri pengaruh mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Demonstrasi kali ini adalah yang terbaru dalam hampir satu dekade pertarungan antara pendukung dan penentang Thaksin, mantan konglomerat telekomunikasi yang menjadi perdana menteri. Thaksin memenangkan dukungan besar di pedesaan dengan kebijakan prorakyatnya.
Yingluck, adik Thaksin yang memenangkan pemilu terakhir di Thailand, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah itu bahwa dia sedang mencari cara untuk mengakhiri konflik. "Kita harus melakukan referendum sehingga orang dapat memutuskan apa yang harus kita lakukan," katanya.
Pemimpin demonstran, Suthep Thaugsuban, mendesak didirikannya "dewan rakyat" dengan anggota terpilih untuk menggantikan pemerintahan saat ini. Yingluck menolak gagasan itu dan menyebutnya inkonstitusional dan tidak demokratis.
"Saya bersedia untuk mendengarkan proposal dari para pengunjuk rasa. Saya bukan orang yang kecanduan kekuasaan," katanya. "Saya siap untuk mengundurkan diri dan membubarkan parlemen jika itu yang mayoritas rakyat Thailand inginkan."
Pemerintah belum menggunakan kekerasan yang berlebihan terhadap para pengunjuk rasa dan Yingluck mengatakan kepada wartawan pada Sabtu bahwa polisi akan menahan diri, kendati demonstran mencoba menduduki gedung-gedung publik, termasuk kantornya.
REUTERS | TRIP B
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya