Sebuah gambar pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela yang ditempelkan ke dinding di Apollo Theatre (5/12). Mandela tutup usia pada 95 tahun, setelah memerangi infeksi paru-paru. AP/John Minchillo
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Presiden Afrika Selatan yang pertama, Nelson Mandela. Kematian pejuang anti-apartheid ini dinilai membuat sedih seluruh dunia, termasuk Indonesia.
"Kita kehilangan seorang manusia besar abad ini," kata Boediono di Istana Wakil Presiden, Jumat, 6 Desember 2013.
Menurut dia, Mandela juga menjadi pengawal bangsa Afrika Selatan melewati masa-masa perjuangan. Mulai dari masa apartheid, penindasan, dan perpecahan antarkelompok. Mandela adalah sosok pemimpin yang mampu membuat Afrika Selatan menjadi bangsa yang besar.
Sebagai pribadi, menurut Boediono, Mandela adalah tokoh inspiratif khususnya bagi orang yang mau membangun sebuah negara. Mandela terkenal karena tak memiliki rasa dendam kepada orang yang memenjarakannya selama 27 tahun.
Mandela juga dinilai mampu mempersatukan kembali saat Afrika Selatan mengalami perpecahan. "Berpegang pada prinsip tidak pro pada kekerasan, tidak ada rasa dendam pada mereka yang menzalimi, tapi tujuannya adalah untuk menyatukan bangsanya," kata Boediono.
Nelson Mandela meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah bertahan menghadapi penyakit yang dideritanya. Dalam tiga bulan terakhir, ia harus kembali dirawat di rumah sakit untuk penyembuhan infeksi paru-paru.
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan, Mandela wafat kemarin malam atau dinihari waktu Indonesia, 6 Desember 2013.