Cara Mandela Dewasakan Militer Anti-Apharteid  

Reporter

Jumat, 6 Desember 2013 07:35 WIB

Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela tersenyum saat mengumumkan konser "46664" di Johannesburg, 1 Oktober 2007. REUTERS/Juda Ngwenya

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai pendiri sayap militer dari Kongres Nasional Afrika, Nelson Mandela, berusaha mendewasakan militernya ketika rezim apartheid menerima tawaran negosiasi. Nelson menceritakan upayanya itu dalam wawancara khusus dengan Leila S. Chudori yang dimuat majalah Tempo edisi 27 Oktober 1990.

Menurut Nelson Mandela, keputusan mendirikan sayap militer itu dilakukan dengan keengganan. Alasannya, Kongres Nasional berprinsip perjuangan tanpa kekerasan. “Ketika rezim Afrika Selatan semakin brutal menekan orang hitam, apalagi ketika polisi mendatangi rumah demi rumah dan memaksa penduduk keluar dari rumahnya, kami merasa harus menahan serangan brutal itu,” kata Nelson Mandela di ruang VIP Wisma Negara, didampingi pengacaranya kala itu, Barbara Masekela. “Kami dihadapkan pada situasi yang tidak bisa ditoleransi lagi.”

Pada tahun itu, pemerintah Afrika Selatan mau menerima tawaran negosiasi dari pejuang pro-Mandela. Kedua pihak sudah melakukan dua kali pertemuan. Kongres Nasional kemudian bersedia bernegosiasi dengan pemerintah apharteid. Mereka memutuskan untuk menangguhkan aksi militer sementara waktu. “Ada perbedaan yang jelas antara ‘menunda’ dan ‘menghentikan’.”

Nelson Mandela kemudian mulai menatar militernya yang kala itu beroperasi secara gerilya. Mereka ditransformasikan ke bentuk militer yang konvensional. “Caranya dengan mengirim mereka untuk latihan di beberapa negara,” kata dia.

Kini, Afrika Selatan sudah bebas dari rezim apharteid. Nelson Mandela pun telah pergi selamanya. Tokoh yang menjadi simbol rekonsiliasi di seluruh dunia ini berjuang cukup lama melawan penyakitnya. Bahkan, dalam tiga bulan terakhir, ia harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan infeksi paru-parunya.

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma mengatakan Mandela, penerima Nobel Perdamaian pada 1993, wafat malam ini waktu Afrika Selatan atau dinihari waktu Indonesia, 6 Desember 2013. “Dia sekarang beristirahat dengan damai. Negara kita mengalami kehilangan terbesar atas putra terbaiknya. Kita semua kehilangan seorang bapak pemersatu,” ujar Zuma dalam pernyataan pers di depan televisi.(Baca: Nelson Mandela Wafat)

WANTO

Berita Terpopuler:
Gaya Agnes Monica Tiru Emoticon WhatsApp
Disebut Ada Mahasiswi Lain yang Alami seperti RW
'Yesus' Terima Banyak 'Tip' dari Tamu Misterius
Atut Lantik Adiknya Jadi Wali Kota Serang
Dipo Alam Dihukum karena Imbau Boikot Pers

Berita terkait

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

6 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

59 hari lalu

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

59 hari lalu

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

59 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Nelson Mandela Akan Tersenyum Sambut Putusan ICJ Lawan Israel

28 Januari 2024

Nelson Mandela Akan Tersenyum Sambut Putusan ICJ Lawan Israel

Afrika Selatan mengatakan Nelson Mandela akan bahagia dengan putusan Mahkamah Internasional soal genosida oleh Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya

Magubane, Fotografer Perekam Kekejaman Apartheid di Afrika Selatan Berpulang

2 Januari 2024

Magubane, Fotografer Perekam Kekejaman Apartheid di Afrika Selatan Berpulang

Peter Magubane, fotografer yang menyoroti perjuangan warga kulit hitam Afrika Selatan di bawah apartheid, meninggal dalam usia 91 tahun.

Baca Selengkapnya

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

6 Desember 2023

Mengenang Nelson Mandela, Bapak Demokrasi Afrika Selatan Meninggal 10 Tahun Lalu

Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela menerima lebih dari 250 penghargaan internasional sepanjang hidupnya, termasuk Nobel Perdamaian 1993.

Baca Selengkapnya

Satu Dekade Kematian Nelson Mandela, Warisan Pro-Palestina Masih Terus Hidup

5 Desember 2023

Satu Dekade Kematian Nelson Mandela, Warisan Pro-Palestina Masih Terus Hidup

Dibebaskan dari hukuman 27 tahun penjara, ikon anti-apartheid Nelson Mandela memeluk Yasser Arafat, sebuah dukungan terhadap perjuangan Palestina.

Baca Selengkapnya