AS Sodorkan Bantuan untuk Hancurkan Senjata Kimia

Reporter

Editor

Abdul Manan

Minggu, 1 Desember 2013 21:18 WIB

Seorang petugas penyelidik PBB mengambil sampel pasir di sekitar misil yang dicurigai sebagai senjata kimia di Damascus, Suriah (28/8). Sejumlah pakar senjata kimia diterjunkan PBB untuk menyelidiki keberadaan dan asal senjata kimia yang menyerang warga sipil Suriah. (AP Photo/United media office of Arbeen)

TEMPO.CO, Damaskus - Amerika Serikat menawarkan diri untuk membantu menghancurkan beberapa bagian yang paling mematikan dari senjata kimia Suriah melalui fasilitasnya di lepas pantai. Soal ini disampaikan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (Organization for the Prohibition of Chemical Weapons-OPCW), Sabtu 30 November 2013).

Direktur OPCW Ahmet Uzumcu mengatakan di Den Haag, Belanda, bahwa pemerintah AS akan memberikan kontribusi "teknologi penghancuran, dukungan operasional penuh dan pembiayaan untuk menetralkan" senjata kimia, kemungkinan besar di sebuah kapal di Laut Mediterania. Senjata-senjata kimia itu ditargetkan akan dikeluarkan dari Suriah pada 31 Desember.

Secara terpisah, kepala tim gabungan PBB-OPCW Sigrid Kaag memberi rincian soal penghancuran senjata kimia ini. Yang terpenting, senjata itu pertama-pertama akan dikemas dan diangkut dari beberapa situs di dalam Suriah ke pelabuhan terbesar di negara itu, Latakia. Kemudian paket itu akan dimuat ke kapal milik anggota OPCW lainnya sebelum diserahkan ke kapal AS untuk dihancurkan.

Senjata dan bahan kimia "tidak akan akan (dihancurkan) di perairan teritorial Suriah," kata Sigrid Kaag dalam sebuah konferensi pers di Damaskus.

The OPCW juga menginginkan hampir 800 ton bahan kimia berfungsi ganda, banyak di antaranya umum digunakan oleh industri kimia, dipindahkan pada 5 Februari dan kemudian dihancurkan oleh perusahaan swasta sebagai bagian dari rencana ambisius organisasi ini untuk mengenyahkan program senjata kimia Suriah pada pertengahan 2014.

Uzumcu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 35 perusahaan swasta telah mengajukan diri untuk berpartisipasi dalam program ini. Dia juga meminta pemerintah dari 190 negara OPCW untuk berkontribusi dana untuk usaha ini, atau mengontrak langsung perusahaan untuk membantu menghancurkan bahan kimia.

Sigrid Kaag, yang akan melakukan perjalanan ke Den Haag, Senin 2 Desember 2013, mengatakan, misi ini memerlukan kontribusi internasional dalam hal pengepakan bahan kimia, kebutuhan logistik lainnya dan peralatan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas ini. Dia mengatakan tenggat waktu 31 Desember 2013 dapat dipenuhi, tetapi kendala yang tak terduga seperti penutupan jalan sepanjang Homs-Damaskus bisa menunda pekerjaan ini.

OPCW diberi tanggung jawab mengawasi penghancuran senjata kimia Suriah di bawah kesepakatan yang dicapai antara AS dan sekutu Suriah, Rusia, pada 14 September 2013. Sejak saat itu OPCW bergegas untuk memenuhi tenggat waktu ambisius untuk melucuti dan menghancurkan diperkirakan 1.300 ton senjata kimia Suriah, termasuk di dalamnya adalah gas mustard.

Dalam pernyataan Sabtu 30 Desember 2013, OPCW mengatakan sebuah kapal angkatan laut AS yang cocok untuk tujuan ini "sedang dimodifikasi untuk mendukung operasi dan untuk mengakomodasi kegiatan verifikasi oleh OPCW."

kantor berita Associated Press melaporkan Kamis 28 November 2013 bahwa kapal yang dimaksud adalah kemungkinan MV Cape Ray, yang akan menghancurkan bahan kimia dengan menggunakan proses yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS tetapi belum pernah digunakan dalam operasi yang sebenarnya.

Mengutip beberapa pejabat yang berbicara secara anonim, AP melaporkan bahwa AS berencana untuk menggunakan apa yang disebut Field Deployable Hydrolysis System bergerak untuk memproses bahan kimia, sehingga tidak dapat digunakan sebagai senjata.

Sistem ini dikembangkan oleh Defense Threat Reduction Agency, salah satu bagian dari Departemen Pertahanan AS. Reaktor titanium itu menggunakan air panas dan bahan kimia untuk menetralkan bahan berbahaya. Menurut pejabat AS, dua unit hidrolisis akan dipasang di Cape Ray untuk program penghancuran senjata kimia Suriah ini.

Guardian | Abdul Manan

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya