Sejumlah massa dari elemen gabungan saat melakukan aksi demo di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia, Jakarta (21/11). Dalam Aksinya massa menuntut Pemerintah Australia meminta maaf terkait kasus penyadapan terhadap sejumlah pejabat tinggi Indonesia. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Canberra - Dalam menyadap sejumlah negara di Asia, Australia ternyata tak bertindak sendirian. Menurut dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, Singapura dan Korea Selatan turut memainkan peran kunci membantu Amerika Serikat dan Australia menyadap negara di seluruh Asia.
Rincian terbaru juga mengungkapkan tentang keterlibatan Australia dan Selandia Baru pada intersepsi komunikasi satelit global.
Dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat menyebut AS dan mitra intelijennya yang disebut "Five Eyes" menyadap melalui kabel serat optik kecepatan tinggi di 20 lokasi di seluruh dunia. Operasi intersepsi melibatkan kerja sama dengan pemerintah setempat dan perusahaan telekomunikasi atau melalui "operasi rahasia".
Operasi intersepsi kabel bawah laut memungkinkan mitra "Five Eyes", yakni AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru, untuk melacak "siapa pun, dimana pun, dan kapan pun" yang digambarkan sebagai "zaman keemasan" intelijen sinyal.
Peta NSA, yang diterbitkan oleh surat kabar Belanda NRC Handelsblad semalam, menunjukkan bahwa Amerika Serikat mempertahankan cengkraman pada saluran komunikasi Trans-Pasifik dengan fasilitas intersepsi di pantai Barat Amerika Serikat dan di Hawaii serta Guam, menekan semua lalu lintas kabel di Samudera Pasifik serta hubungan antara Australia dan Jepang.
<!--more-->
Peta itu menegaskan bahwa Singapura, salah satu pusat telekomunikasi yang paling signifikan di dunia, adalah "pihak ketiga" yang bekerja dengan "Five Eyes" dan memegang kunci penting.
Pada bulan Agustus, Fairfax Media melaporkan bahwa lembaga intelijen elektronik Australia, Defence Signals Directorate (DSD), dalam kemitraan dengan intelijen Singapura sepakat memanfaatkan kabel SEA-ME-WE-3 yang melintas dari Jepang melalui Singapura, Djibouti, Suez, dan Selat Gibraltar ke Jerman Utara.
Sumber-sumber intelijen Australia mengatakan kepada Fairfax bahwa Divisi Intelijen Departemen Pertahanan Singapura bekerja sama dengan DSD dalam mengakses dan berbagi komunikasi yang dibawa oleh kabel SEA-ME-WE-3 serta SEA-ME-WE-4 yang berjalan dari Singapura ke selatan Prancis.
Akses ke saluran telekomunikasi internasional utama ini difasilitasi oleh operator milik pemerintah Singapura SingTel dan telah menjadi elemen kunci dalam ekspansi intelijen dan hubungan pertahanan Australia-Singapura selama 15 tahun terakhir, kata dokumen itu.
Indonesia dan Malaysia disebut-sebut telah menjadi sasaran utama untuk kolaborasi intelijen Australia dan Singapura sejak 1970-an. Sebagian besar lalu lintas telekomunikasi dan Internet di Indonesia disalurkan melalui Singapura.