TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah membatalkan perjalanan ke Indonesia dan Brunei, kemarin. Menurut pengumuman Gedung Putih, pembatalan itu dilakukan karena kondisi yang terjadi di dalam negeri AS, yaitu shutdown pemerintah.
"Presiden membuat keputusan ini didasarkan pada kesulitan yang dialami jika bepergian ke luar negeri dan menghadapi shutdown. Dia bertekad untuk terus menekan agar Partai Republik sesegera memungkinkan melakukan pemungutan suara untuk membuka kembali pemerintahan," demikian pernyataan Gedung Putih .
Sebagai gantinya, Menteri Luar Negeri John Kerry akan memimpin delegasi ke kedua negara itu.
Sedianya, Obama akan hadir dalam forum The Asia-Pacific Economic Cooperation, pertemuan para pemimpin dari 21 negara akhir pekan ini di Bali. Obama semula dijadwalkan tiba di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, hari ini.
Materi pertemuan APEC terfokus pada upaya revitalisasi perdagangan untuk menjaga ekonomi global dan jalan menuju pemulihan, menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan setiap region ke arah yang lebih seimbang dengan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
Para pimpinan negara akan berada di Bali pada 7-8 Oktober untuk membahas berbagai kebijakan. Mereka juga akan terlibat dalam pertemuan dengan dunia industri dan mempertimbangkan rekomendasi untuk meningkatkan perdagangan di kawasan ini melalui dialog dua arah yang konstruktif.
CNN | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya