Oktober, Obama Sambangi Asia

Reporter

Editor

Juli Hantoro

Senin, 30 September 2013 06:06 WIB

Barack Obama. REUTERS/Yuri Gripas

TEMPO.CO , Washington:Presiden Amerika Serikat Barack Obama akan kembali mengadakan lawatan ke Asia pada 6-12 Oktober ini. Gedung Putih mengungkapkan dalam kunjungan ke Indonesia, Brunei, Malaysia dan Filipina, Obama akan membahas masalah ekonomi dan keamanan.

Tahun lalu, Obama mengungkapkan bahwa kebijakan luar negeri Amerika Serikat fokus ke Asia. Tidak saja keamanan melainkan juga ekonomi. Di bidang ekonomi, negosiasi Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) menjadi batu penjuru kebijakan perdagangan Amerika Serikat.

Gedung Putih menyatakan Obama akan memulai lawatan di Indonesia untuk bertemu dengan para pemimpin negara-negara sahabat dan menegosiasikan kesepakatan TPP yang rencananya akan selesai tahun ini.

Obama juga akan menghadiri pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasific di Indonesia dan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah itu, Obama akan mengunjungi Brunei untuk mengakhiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur, lalu ke Malaysia untuk bertemu Perdana Menteri Najib Razak dan menyampaikan pidato utama pada Global Entrepreneurship Summit.

Konferensi itu adalah program yang dimulai pemerintah Obama sejak 2009, untuk menciptakan lapangan kerja dengan membantu para pengusaha muda berbagi ide dan gagasan.

Inisiatif TPP menjadi prioritas Amerika Serikat untuk meningkatkan pemulihan ekonomi melalui peningkatan ekspor dan lapangan kerja, serta menjadi pusat kebijakan strategis kebijakan `rebalancing` Asia Pasifik pemerintahan Obama.

“TPP akan mendongkrak perekonomian kita, mengurangi hambatan perdagangan dan investasi, meningkatkan ekspor, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi rakyat kita. TPP potensial untuk menjadi model, tidak hanya bagi Asia Pasifik, tetapi juga kesepakatan perdagangan di masa depan,” kata Obama.

Pada negosiasi putaran pertama Maret 2010 silam, baru ada tujuh mitra TPP: Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Cile, Selandia Baru, Peru dan Singapura. Tapi keanggotaannya bertambah pesat setahun berikutnya dengan bergabungnya Vietnam dan Malaysia (2010), Meksiko dan Kanada (2012) dan baru-baru ini Jepang (2013).

BERBAGAI SUMBER | NATALIA SANTI

Berita Terpopuler:
Sultan Bicara Kritik Amin Rais pada Jokowi
Pulang ke Iran, Rouhani Dilempari Sepatu
Miss World 2013, Megan Young Asal Filipina
Jokowi Ingin Lebarkan Tiga Trotoar Ini
Jokowi Dikerjai Pemain Sirkus

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya