Miss New York Nina Davuluri, terkejut saat mendengar namanya dinobatkan menjadi Miss America 2014 pada malam final di Atlantic City, New Jersey (15/9). Ia menjadi kontestan asal New York kedua yang menjadi Miss America secara berturut-turut. (AP Photo/Mel Evans)
TEMPO.CO, Atlantic City- Nina Davuluri, pemenang kontes kecantikan nasional Miss America boleh jadi saat ini sesak nafas.
Penobatan dirinya sebagai perempuan tercantik di Amerika Serikat melalui lomba kontes kecantikan tak sepenuhnya berbuah bahagia. Sebab, tak lama setelah dia berpidato kemenangan pada Senin, 16 September 2013, Davuluri mendapatkan cercaan dari media sosial, akun Twitter.
Salah seorang pengguna Twitter berkicau begini, "Ini Miss America, bukan Miss Negara Asing." Sedangkan pengicau lainnya menulis, "Miss America atau Miss Al-Qaeda?"
Cercaan terhadap Davuluri mendapatkan tanggapan dari Ibrahim Hooper, Direktur Komunikasi Nasional di Dewan Hubungan Amerika-Islam.
Dia mengatakan, jika masyarakat memberikan label salah terhadap dia sebagai seorang muslim, saya menganggap bahwa orang-orang itu terlibat dalam fanatisme anti-Islam yang disampaikan melalui internet. Mereka menyerang seseorang yang beragama Islam meskipun dia tidak melakukannya (terorisme)."
Hooper menambahkan, "Jelas, kami akan melawan serangan rasisme terhadap individu."
Berbagai tangggapan miring itu ditepis Davuluri dengan mengatakan bahwa dirinya harus naik (ke panggung). "Saya yang pertama dan terutama bagi bangsa Amerika."
Ketika kontestan lainnya bertanya mengenai bagaimana pandangannya mengenai kontes kencantikan ini, Davuluri menukas, "Saya melihat Miss America sebagai gadis sebelah. Dan, Miss Amerika selalu berkembang, maka percaya dirilah siapa Anda," ujarnya.
Kendati demikian, ada juga yang memberikan pembelaan terhadap Davuluri. Akun Twitter atas nama TonySals93 mengicau, "Saya tak bisa percaya masyarat ngetwit dengan nada rasis terhadap mahkota yang disandang Miss America baru. Masyarakat sepertinya ingin melenyapkan Miss America."
Pengguna akun Twitter lainnya, Aashkey, berkicau, "Sebuah negara penuh dengan kaum raasis. Ini Amerika!"