Eks Kepala CIA Milan Minta Pengampunan Italia  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Minggu, 15 September 2013 22:25 WIB

kantor pusat CIA. golos-ameriki.ru

TEMPO.CO, Washington - Robert Seldon Lady, mantan Kepala Dinas Rahasia AS, Central Intelligence Agency (CIA) di Milan, minta pengampunan kepada Presiden Italia terkait kasus penculikan seorang ulama Mesir dalam program "rendition" --pemindahan teroris dari satu negara ke negara lain secara rahasia.

Lady diadili dan dihukum penjara 9 tahun dalam sidang September 2012 lalu akibat kasus penculikan itu. Ia, bersama 23 orang Amerika lainnya yang diadili secara inabsentia, dihukum karena menculik Hassan Mustafa Osama Nasr alias Abu Omar dari jalanan di Milan pada tahun 2003 dan membawanya ke Mesir untuk diinterogasi di sana.

Pengadilan terhadap Lady dan kolega Amerikanya adalah yang pertama di dunia yang mengadili program "rendition". Program ini diterapkan Amerika Serikat di masa pemerintahan Presiden AS George W. Bush setelah terjadinya serangan 11 September di Washington dan New York yang menewaskan sekitar 3000 orang.

Pengacara Lady, Tom Spencer dan kantor Kepresidenan Italia, Kamis 12 September 2013 lalu, mengkonfirmasi adanya surat permintaan pengampunan itu.

"Saya meminta Anda dan Italia untuk pengampunan secara pribadi dan secara hukum, " kata Lady dalam surat yang dikirim ke kantor presiden Italia Giorgio Napolitano pada Rabu 11 September 2013, dan dipublikasikan Reuters keesokan harinya.

Mantan mata-mata AS ini ditahan di Panama pada 18 Juli lalu karena ada surat perintah penangkapan internasional yang dikeluarkan Italia setelah hukumannya berkekuatan hukum tetap, tahun lalu. Namun Panama segera membebaskannya sebelum Italia memproses permintaan ekstradisi Lady.

Sebelum ditahan di Panama, kata Spencer, Lady tidak menyadari bahwa Italia sedang meminta penangkapannya. Itulah sebabnya Lady memutuskan untuk meminta grasi. Setelah dibebaskan Panama, Bob --sapaan akrab Lady-- kembali ke Amerika. "Bob sudah muak dan ingin menghadapinya dan menyelesaikannya," kata Spencer.

Dalam suratnya, Lady mengatakan ia menolak untuk bersaksi dalam pembelaan dirinya karena itu akan melanggar undang-undang rahasia negara Amerika Serikat dan Italia. Pada saat Lady menjalankan operasinya, CIA sudah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah Italia saat itu.

Reuters | Abdul Manan

Berita Terkait:
Lady, CIA, dan Penculikan Abu Omar di Milan
Culik Ulama, Bekas Agen CIA Dibekuk

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya