Sebuah roket meluncur dari peluncur rudal multilaras RM-70/Grad saat latgab Marinir TNI AL 2013 di pusat latihan tempur, Situbondo (3/5). Latihan ini untuk menguji sistem komando saat operasi merebut sasaran pantai. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Yerusalem - Setelah sempat dibantah, Israel akhirnya mengakui telah menguji coba rudalnya bersama dengan Amerika Serikat. Ketengangan politik melanda Timur Tengah setelah Rusia mendeteksi dua obyek balistik di Laut Mediterania.
Tak lama kemudian Israel mengklaim telah berhasil menguji coba rudalnya bersama dengan Amerika Serikat. Laporan awal Rusia sempat membuat anjlok pasar financial yang menduga Amerika Serikat telah melancarkan serangan militer ke Suriah. Namun kemudian Kementerian Pertahanan Israel mengatakan mereka sedang mencoba sistem anti-rudal yang didanai Amerika Serikat sekitar pukul 9.15 siang waktu setempat atau 06.15 GMT, saat yang sama radar Rusia mendeteksi peluncuran.
“Obyek melintas dari wilayah tengah Laut Mediterania menuju sebelah timur pantai Mediterania,” kata kantor berita Rusia, Interfax mengutip juru bicara Kementerian Pertahanan. Peluncuran rudal itu dideteksi stasiun radar Armavir, dekat Laut Hitam, yang didesain untuk mendeteksi rudal-rudal dari Eropa dan Iran. Tidak disebut siapa yang meluncurkan atau kerusakan yang terjadi, tetapi kantor berita RIA, mengutip sumber pemerintah Suriah mengatakan obyek tersebut jatuh ke laut.
Kedutaan Besar Rusia di Suriah mengatakan tidak ada tanda-tanda serangan rudal atau ledakan di Damascus. Sistem peringatan dini serangan rudal Suriah tidak mendeteksi rudal apapun mendarat di wilayah Suriah, menurut sumber keamanan yang dikutip televise Lebanon, Al-Manar.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu sudah melaporkan peluncuran rudal tersebut kepada Presiden Vladimir Putin, namun belum jelas apa reaksi Putin. Harga minyak mentah jenis Brent langsung naik lebih dari US$ 1 dolar per barel dan indek saham Dubai anjlok setelah Rusia mengatakan mereka mendeteksi peluncuran.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.