Seorang pendukung mantan Presiden Mohamed Mursi memegang Al-Quran saat terjadi bentrokan dengan polisi anti huru-hara di jembatan 6 Oktober di wilayah Ramsis, Kairo, Mesir, (16/7). REUTERS / Amr Abdallah Dalsh
TEMPO.CO, Kairo - Jumat ini, 26 Juli 2013, pendukung dan penentang presiden terguling Mohamed Mursi menggelar demonstrasi besar-besaran di berbagai kota di Mesir. Hal inimenyusul seruan Panglima Angkatan Bersenjata, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, agar seluruh rakyat Mesir keluar rumah menunjukkan dukungannya pada pemerintahan sementara.
Banyak orang diharapkan bergabung dengan ribuan pendukung Mursi pada Jumat, 26 Juli 2013, ini guna memprotes kudeta militer terhadap presiden hasil pemilihan tahun lalu. Ikhwanul Muslimin, basis utama Mursi, meminta kepada pendukungnya memadati seluruh jalan-jalan di Mesir untuk menyampaikan aspirasinya.
Sejak bentrok antara pendukung dan penentang Mursi dalam sebulan ini, korban tewas mendekati angka 200 orang. Hampir seluruhnya adalah pendukung Mursi.
Guna mengatasi kekerasan dan ancaman perang sipil yang dilancarkan Ikhwanul Muslimin, angkatan bersenjata Mesir mengancam akan bertindak keras terhadap para perusuh.
"Kami tidak berinisiatif mendahului, tetapi kami pasti bertindak keras melawan kekerasan atau terorisme hitam dari para pemimpin Ikhwan atau pendukungnya," kata seorang pejabat militer yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters.