"Sebagai bagian dari perjanjian perdamaian antar-kedua negara yang diteken pada 1979, setiap negara harus mendapatkan persetujuan bila akan menambah pasukan militernya di kawasan yang menjadi sisi perbatasan kedua negara," tulis Yerusalem Post.
Sedangkan media Israel lainnya, Ynet News, melaporkan, ketegangan yang terjadi akhir-akhir ini di Sinai disebabkan serangan oleh sejumlah kelompok militer, maka dipandang perlu penambahan batalion di sektor El-Arish dan Rafah.
Penambahan pasukan ini, tulis Ynet, juga sebagai upaya mencegah peningkatan aktivitas teroris Islam. Menurut Ynet, "Batalion infanteri akan masuk ke Sinai dengan dukungan kendaraan lapis baja, senjata mesin, dan pasukan khusus yang siap beroperasi di sana dengan otorisasi Israel."
Radio Israel melaporkan, pada Senin petang waktu setempat, 15 Juli 2013, ISD (Angkatan Bersenjata Israel) menyatakan negara dalam keadaan bahaya, terutama di kawasan dekat perbatasan Israel-Mesir. "Oleh sebab itu, warga diminta tinggal di rumah menyusul terjadinya ketegangan di dalam negeri Mesir."
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.