TEMPO.CO, Kairo – Sedikitnya 42 pendukung mantan Presiden Mohammed Mursi tewas ditembak, Senin 8 Juli 2018. Al-Ikhwan al-Muslimun mengklaim anggota mereka ditembaki di dekat gedung militer tempat Mursi ditahan.
Pertumpahan darah tersebut memperdalam krisis politik di Mesir, meningkatkan pertikaian antara militer yang menggulingkan Mursi Rabu 3 Juli 2013 lalu, dengan Al-Ikhwan al-Muslimun yang menyatakan tindakan itu sebagai kudeta.
Militer menyatakan kelompok teroris berusaha menyerbu kompleks Garda Republika dan seorang tentara tewas, serta 40-an luka-luka. Tentara membalas tembakan saat diserang kelompok bersenjata, kata sumber militer.
Juru bicara Al-Ikhwan al-Muslimun, Gehad El-Haddad, yang sedang berada di tengah aksi duduk demonstran pro-Mursi di mesjid tempat kejadian menyatakan 42 pendukung Mursi tewas. Angka itu meningkat dari klaim sebelumnya, yakni 15 orang. Kementerian Kesehatan Mesir mengumumkan korban tewas 35 orang.
Dia menyatakan penembakan terjadi Senin 8 Juli 2013 subuh, di saat umat Islam sembahyang dan menggelar aksi demo damai di luar barak Garda Republika.
“Kami mengimbau seluruh patriotik Mesir untuk bergabung dengan kami untuk mempertahankan negara dari konspirasi pengkhianat kudeta militer,” katanya dalam pesan Twitter.
Stasiun televisi Al Jazeera, Mesir, menayangkan gambar bagaimana lima orang tewas dalam kekerasan. Tampak petugas kesehatan yang berusaha membangunkan pria pingsan dengan pengejut jantung di klinik sementara dekat aksi demo pro-Mursi.
Kantor berita Reuters menyaksikan sukarelawan berusaha memberikan pernapasan buatan kepada korban yang sekarat dan korban cedera dilarikan ke rumah sakit dengan sepeda motor, dan diberikan pertolongan pertama sebelum dibawa dengan ambulans.
Dalam perkembangan lain, partai Islamis ultra konservatif, Partai Nour, yang pada awalnya mendukung intervensi militer menyatakan mundur dari negosiasi pembentukan pemerintah sementara untuk transisi persiapan pemilihan umum.
Militer menumbangkan Mursi setelah aksi demonstrasi besar-besaran dipimpin aktivis pro-demokrasi, menuntut pengunduran dirinya. Al-Ikhwan al-Muslimun bersikeras menyebut intervensi militer sebagai kudeta dan bertekad untuk melawan secara damai.
REUTERS | NATALIA SANTI
Berita Terpopuler:
JK Sempat Kaget Jero Wacik Jadi Menteri ESDM
Demokrat Akui Ada Kadernya Dekati Jokowi
Hasil SBMPTN Diumumkan Pukul 17.00 Hari Ini
Eggi Sudjana Lolos Calon Gubernur Jawa Timur
Rekaman Kokpit: Pilot Asiana Minta Batal Mendarat
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya