Prancis Tarik Pasukannya dari Mali

Reporter

Editor

Abdul Manan

Sabtu, 25 Mei 2013 22:19 WIB

Sejumlah tentara Prancis dengan sebuah tank Sagaie di pos observasi di luar Sevare, 620 km utara Bamako, Mali, Kamis (24/1). AP/Jerome Delay

TEMPO.CO, Bamako - Perancis memulai tahap kunci dari penarikan militernya dari Mali, empat bulan setelah mengirim pasukan ke sana untuk memaksa gerilyawan keluar menuju utara.

Iring-iringan puluhan truk meninggalkan pangkalan di luar ibukota Mali, Bamako, dalam perjalanan ke selatan menuju Pantai Gading, Sabtu 25 Mei 2013.

Perancis menarik sekitar 4.000 pasukannya dari negara itu April lalu.

Mereka berencana untuk secara bertahap menyerahkan pengamanan negara ini kepada tentara Mali dan pasukan penjaga perdamaian PBB, yang akan dikerahkan Juli, menjelang pemilihan nasional.

Penarikan Sabtu itu terjadi hanya dua hari setelah gerilyawan Muslim menyerang barak militer dan tambang uranium yang dikelola Prancis di negara tetangga Nigeria, yang menewaskan 21 orang.

Pasukan khusus Perancis membantu tentara Nigeria mengakhiri pengepungan di barak militer itu, Jumat 24 Mei 2013.

Intervensi Perancis di Mali pada bulan Januari lalu didorong oleh peningkatan kendali gerilyawan di utara dan gerak majunya yang lebih jauh ke selatan menuju Bamako.

Kelompok militan itu mengambil keuntungan dari pemerintah pusat yang lemah setelah kudeta Maret 2012 dan ketidakmampuan pasukan Mali untuk mengamankan wilayahnya. Kota-kota besar seperti Gao, Kidal dan Timbuktu jatuh ke tangan gerilyawan, dan mereka menerapkan hukum Islam di daerah tersebut.

Dalam beberapa minggu setelah melancarkan serangan, Prancis dan militer Mali, yang didukung oleh jet tempur dan helikopter, memaksa pemberontak untuk keluar dari daerah perkotaan. Namun, beberapa pejuang mundur ke tempat persembunyian di pegunungan dan gurun, dan dari sana mereka meluncurkan serangan ke daerah-daerah di luar kota.

Konvoi yang meninggalkan Bamako menuju Abidjan cukup besar, tetapi Perancis mengatakan mereka hanya membawa peralatan dan kendaraan yang dianggap melebihi kebutuhan. Tank dan kendaraan patroli akan tetap di Mali utara.

Prancis masih memiliki 3.800 pasukan di bekas jajahannya itu. Jumlahnya akan dikurangi hingga menjadi 2.000 pada bulan September dan tinggal 1.000 pada akhir tahun ini.

Pasukan PBB untuk Mali (United Nations' Multidimensional Integrated Stabilisation Mission in Mali) akan terdiri dari 11.200 tentara dan 1.440 polisi. Pasukan itu akan membantu pemulihan stabilitas dan membangun kembali angkatan bersenjata Mali.

BBC | Abdul Manan

Berita terkait

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

1 Mei 2017

Prancis Membunuh 20 Milisi Mali

Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

23 Agustus 2016

Pertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang  

Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.

Baca Selengkapnya

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

23 November 2015

Penyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari  

Senegal siap membantu Mali.

Baca Selengkapnya

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

23 November 2015

Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab

Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.

Baca Selengkapnya

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

21 November 2015

Sayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali

Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.

Baca Selengkapnya

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas

21 November 2015

Serangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas


Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.

Baca Selengkapnya

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

20 November 2015

Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI  

Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi

Baca Selengkapnya

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

20 November 2015

Teror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali  

Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.

Baca Selengkapnya

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

20 November 2015

Detik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera  

Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

20 November 2015

Tak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali  

Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.

Baca Selengkapnya