Obama Alihkan Kendali Drone dari CIA ke Pentagon

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 21 Mei 2013 11:38 WIB

AP/Charles Dharapak

TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Presiden Barack Obama telah memutuskan untuk memberikan kontrol terhadap Pentagon untuk beberapa operasi pesawat tak berawak (drone) yang menargetkan teroris di luar negeri yang saat ini dijalankan oleh dinas rahasia CIA (Central Intelligence Agency). Soal ini disampaikan sejumlah sumber di pemerintahan Obama, Senin 20 Mei 2013.

Obama sebelumnya menjanjikan untuk lebih transparan dalam program kontraterorisme yang kontroversial, dan memberikan Pentagon tanggung jawab untuk sebagian dari program drone sehingga dapat membuka peluang Kongres untuk melakukan pengawasan lebih luas.

Obama rencananya akan berpidato Kamis 23 Mei 2013 di Universitas Pertahanan Nasional di Washington. Ia akan memberikan pejelasan atas sejumlah isu-isu krusial, termasuk soal penggunaan drone serta nasib penjara Guantanamo, Kuba. Tidak jelas apakah dia akan mengumumkan pengalihan program drone tersebut dalam pidato itu atau secara terpisah.

Empat sumber di pemerintah Amerika mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan telah dibuat untuk mengalihkan operasi pesawat tak berawak CIA ke Departemen Pertahanan. Pengalihan ini akan dilakukan secara bertahap.

Serangan drone di Yaman, di mana militer AS sudah melakukan operasi dengan militer Yaman, akan dijalankan oleh Pentagon. Sedangkan untuk program serangan drone di Pakistan, akan terus dilakukan oleh CIA. Alasannya, kata sumber itu, ini untuk menjaga kerahasiaan program serta kebutuhan penyangkalan oleh kedua negara. Tujuan akhirnya, kata seorang pejabat AS yang tak mau disebut namanya, pemerintahan Obama akan mentransfer operasi drone di Pakistan kepada Pentagon.

Perdebatan internal di dalam pemerintahan mengenai pengalihan kendali serangan pesawat tak berawak kepada militer ini telah berlangsung berbulan-bulan. Kini Obama juga berada di bawah tekanan untuk menunjukkan bahwa pemerintahannya transparan, setelah adanya serangkaian skandal terkait isu kebebasan sipil yang mengemuka pekan lalu.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dan juru bicara CIA menolak mengomentari soal ini.

Reuters | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya