Cedera di Kepala Bikin Tentara Amerika Bunuh Diri

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 17 Mei 2013 04:01 WIB

Siluet seorang tentara Amerika Serikat di Kuwait. (KUWAITTIMES)

TEMPO.CO, Utah - Lindungilan kepala Anda dari cedera, apalagi berkali-kali. Sebuah penelitian menunjukan tentara yang mengalami cedera kepala traumatik ringan lebih dari satu kali berisiko lebih besar untuk melakukan bunuh diri.

Studi yang dilakukan peneliti dari University of Utah, Amerika, menemukan pikiran atau perilaku untuk bunuh diri itu meningkat seumur hidup, bukan cuma jangka pendek.

Hasil penelitian yang dipublikasikan secara online, Rabu, 15 Mei 2013, di jurnal JAMA Psychiatry, ini melibatkan 161 pasien. Mereka mengalami cedera kepala traumatik saat bertugas di Irak selama enam bulan. Pasien ini kebanyakan pria dengan umur rata-rata 27 tahun dan telah bertugas di militer lebih dari enam tahun. Mereka melakukan rawat jalan pada rumah sakit khusus tentara.

Dalam studinya, Peneliti membagi mereka dalam tiga kelompok berdasarkan jumlah cedera yang dialami, yaitu tidak pernah, satu kali, dua atau lebih. Peneliti juga menyurvei gejala depresi, sindrom stres pascatraumatik, geger otak, dan pikiran dan perilaku bunuh diri.

Hasilnya, 20 persen pasien yang mengalami dua atau lebih cedera mengakui punya pikiran bunuh diri. Mereka yang satu kali cedera punya pikiran bunuh diri sebanyak 6,9 persen. Dan pasien yang tidak mengalami cedera tidak ada yang punya pikiran bunuh diri.

"Hingga kini, tidak ada orang yang bisa menjelaskan apakah cedera kepala traumatik berulang, yang biasa ditemui veteran perang, terkait dengan risiko bunuh diri yang lebih tinggi," kata peneliti Craig Bryan, guru besar psikologi University of Utah.

Dia menambahkan, penelitian yang dilakukan timnya menunjukan adanya kaitan tersebut. "Penelitian ini menyediakan informasi yang berharga untuk mengobati prajurit tempur yang terluka dalam mengelola risiko bunuh diri," ujar Bryan. Selain kematian saat bertempur, bunuh diri adalah penyebab kedua terbesar kematian di kalangan militer Amerika.

Cedera kepala traumatis umumnya disebabkan oleh benturan, pukulan, guncangan kepala, atau luka dalam di kepala yang mengganggu fungsi otak. Cedera ini bisa mulai dari skala ringan sampai berat, tapi kebanyakan yang terjadi adalah ringan.

HEALTHDAY | AMIRULLAH

Topik terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:
Indoguna Akui Setor Uang ke PKS

Fathanah Akui Indehoy dengan Maharani

Fathanah Ketahuan Curi Dokumen KPK

Cerita Dewi Queen of Pantura, Soal Sawer Pejabat

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya