Sejumlah warga dan ambulans terlihat di dekat perbatasan Cilvegozu, di perbatasan Turki dan Suriah dekat Reyhanli, Hatay, Turki, Senin (11/2), setelah terjadi ledakan bom mobil. AP/Gaia Anderson
TEMPO.CO, Berlin - Menteri Luar Negeri Turki mengutuk dunia karena dianggap terlambat bereaksi atas konflik di Suriah terkait aksi barbar yang menewaskan puluhan orang di dekat wilayah perbatasan. "Dunia harus cepat bereaksi," ujarnya.
Komentar Ahmet Davutoglu di Berlin ini datang sehari setelah dua bom kembar meledak di kota kecil Reyhanli di sebelah selatan Provinsi Hatay, Turki, sekaligus berbatasan dengan Suriah, Sabtu, 11 Mei 2013. Ledakan dua bom itu membunuh sedikitnya 46 orang dan mencederai 100 lainnya.
Tapi menolakan keras disebut sebagai pelaku yang bertanggung jawab atas ledakan bom Sabtu itu. Ini bom mematikan pertama yang meledak di wilayah Turki sejak pecah konflik Suriah dua tahun silam.
Mengenai permintaan Turki agar pemerintahannya bertanggung jawab, Menteri Luar Negeri Suriah, Omar al-Zoubi, berujar, "Suriah tidak bertanggung jawab dan tidak akan pernah bertanggung jawab terhadap aksi mematikan itu, sebab nilai-nilai kami tidak memperkenankannya."
Turki, saat ini, menampung 400 ribu pengungsi asal Suriah yang hidup menggelandang di kamp-kamp pengungsi di Hatay. Kawasan ini oleh para pemberontak bersenjata dijadikan tempat untuk mengkonsolidasi kekuatan melawan pemerintahan Assad.