TEMPO.CO, New York - Utusan khusus PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, mengundurkan diri dari jabatannya menyusul sikap frustasinya terhadap upaya internasional guna mengakhiri kemelut yang kian memburuk di Suriah. Demikian keterangan diperoleh dari sejumlah diplomat di New York, Amerika Serikat, pada Rabu, 1 Mei 2013.
Salah seorang diplomat di Dewan Keamanan PBB mengatakan, Brahimi sudah lama gatal ingin mengundurkan diri, namun dia dibujuk untuk menggantung sikapnya selama beberapa hari. "Beliau mengatakan kepada setiap orang bahwa beliau ingin mengundurkan diri, sangat tipis mengharapkan beliau tetap pada posisinya," kata seorang diplomat Arab di PBB kepada AFP.
Bekas menteri luar negeri Aljazair berusia 79 tahun ini ditunjuk menggantikan bekas Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, sebagai utusan khusus PBB dan Liga Arab pada 17 Agustus 2012.
Brahimi mengakui bahwa dia mendapatkan tantangan sangat berat dalam menyelesaikan konflik perang saudara di Suriah yang memakan korban lebih dari 70 ribu jiwa sejak dua tahun silam.
Selain tak mendapatkan dukungan maksimal dari komunitas internasional, pekan lalu, Brahimi mendapatkan kritik tajam dari kelompok bertikai baik oleh presiden Suriah maupun oposisi. Pemerintahan Presiden Bashar al-Assad dan oposisi menyatakan bahwa mereka sudah tak mau lagi bekerjasama dengan dirinya.
Seperti pendahulunya, Annan, merasa frustasi atas gagalmya kekuatan internasional terhadap berbagai rencana mengakhiri perang yang telah berlangsung dua tahun yang menyebabkan lebih dari 70 ribu jiwa melayang.
Pada bagian lain, Liga Arabkekeuh pada keputusannya yakni mengakui kelompok oposisi yang bergabung ke dalam Dewan Nasional Suriah (SNC) sebagai perwakilan syah pemerintahan Suriah. Faktor inilah yang menjadi pangkal frustasi utusan PBB, kata diplomat. "Beliau ingin mundur lantaran beliau merasa Liga Arab mengambil sikapnya sendiri yang sedikit berbeda dengan PBB," kata diplomat di Dewan Keamanan PBB.
