TEMPO.CO, Washington - Amerika Serikat menyesalkan kebijaksaan pemerintah Bolivia mengusir lembaga bantuan USAID, seperti disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri, Patrick Ventrell, kepada wartawan, Rabu, 1 Mei 2013.
"Keputusan Bolivia sangat melukai rakyatnya sendiri yang telah menerima manfaat dari lembaga bantuan kami," kata Ventrell.
USAID dalam sebuah pernyataannya guna menanggapi keputusan Bolivia mengatakan lembaganya telah menghabiskan dana sekitar US$ 2 miliar (Rp 19,5 triliun) selama lebih dari 50 tahun guna pembangunan proyek pendidikan, kesehatan, makanan sehat, dan berbagai lapangan lainnya.
Vetrell melanjutkan, tuduhan Bolivia terhadap USAID sangat tidak berdasar dan pemerintah Amerika Serikat belum mengambil tindakan apa pun atas kebijaksanaan Morales.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Philip Brenner, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Amerika di Washington DC, menerangkan tidak ada bukti yang cukup bahwa USAID telah memberikan manfaat yang signifikan kepada rakyat Bolivia.
"Saya rasa pernyataan yang menyebutkan bahwa USAID telah memberikan bantuan sejak 1964 adalah sebuah pernyataan berlebihan," kata Brenner seraya menambahkan Bolivia justru meraih banyak kemajuan setelah dipimpin Morales.