TEMPO.CO, Washington - Presiden Barack Obama memperingatkan rezim Suriah pada hari Jumat bahwa bukti penggunaan senjata kimia terhadap penduduk sipil akan mengubah "peta permainan". Namun ia tak menyatakan konsekuensi lebih lanjut.
Komentar Obama yang terkesan hati-hati ini dianggap mencerminkan kurangnya konsensus Washington atas bagaimana menanggapi klaim bahwa Suriah telah menggunakan gas sarin dalam insiden terakhir. Kongres Amerika Serikat dalam dengar pendapat dengan Menteri Luar Negeri John Kerry pada hari Jumat menyatakan, opsi yang paling mungkin adalah mempersenjatai kelompok pemberontak tertentu.
Saat menerima Raja Abdullah dari Yordania di Gedung Putih, Obama mengatakan bahwa masyarakat internasional "tidak bisa berdiam diri dan mengizinkan penggunaan senjata kimia terhadap penduduk sipil".
Pada hari Kamis, Gedung Putih menyatakan bahwa intelijen Amerika telah menyimpulkan dengan "berbagai tingkat kepercayaan" bahwa pemerintah Suriah telah dua kali menggunakan senjata kimia. Para pejabat Inggris mengatakan, ada bukti penggunaan sarin dalam setidaknya tiga insiden di Khan al-Assal dekat Aleppo, Homs, dan di dekat Damaskus.
Di London, Perdana Menteri Inggris David Cameron membeberkan bukti bahwa senjata kimia digunakan, namun masih dalam skala terbatas. Ia menyatakan hal itu sebagai peringatan bagi masyarakat internasional "untuk berbuat lebih banyak".
Ada spekulasi bahwa pasukan khusus Barat dapat dikirim untuk mengamankan stok senjata kimia di Suriah. Namun, Cameron mengatakan, dia tak mempertimbangkan opsi itu. "Saya tidak ingin melihat itu dan saya tidak berpikir demikian. Tapi saya pikir kita bisa meningkatkan tekanan pada rezim dan bekerja dengan mitra kita," katanya.
Ketika ditanya apakah ia khawatir dampaknya akan sama dengan saat invasi ke Irak pada tahun 2003--yang menggulingkan Saddam Hussein, Cameron mengatakan kepada BBC, "Saya khawatir tentang itu."
BBC | GUARDIAN | TRIP B
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya