Presiden Amerika Serikat Barack Obama bersama Perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu. (AP Photo/Pablo Martinez Monsivais)
TEMPO.CO, Tel Aviv - Amerika Serikat seharusnya segera menggempur Suriah setelah Washington mengumumkan temuan mereka tentang penggunaan senjata kimia di sana. Demikian keterangan Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Zev Elkin, kepada media, Jumat, 26 April 2013.
Sebelumnya, Gedung Putih, pada Kamis, 25 April 2013, mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia dalam skala kecil guna menghadapi pemberontak. Namun demikian, Washington nampaknya masih ragu untuk bertindak terhadap Suriah berdasarkan laporan intelijen yang dipasok oleh militer Israel.
"Iran menyaksikan, seluruh dunia melihatnya juga, dan seharusnya kami melihat apa yang terjadi," kata Elkin kepada radio angkatan bersenjata Israel ketika ditanya bagaimana strategi Amerika menghadapi Suriah.
Israel berkali-kali mengumbar ancaman menyerang Suriah, musuh abadi dalam perang Dataran Tinggi Golan, karena dituduh menembakkan rudal kima ke wilayahnya dan menyokong gerilyawan Hizbullah di Libanon.
Mengomentari pergeseran sikap Washington terhadap Suriah, Elkin mengatakan, "Jika, hingga hari ini, ada upaya mengabaikan opini kami, tampaknya garis merah yang dibuat Amerika telah dilampaui."
Dia menambahkan, "Jika Amerika Serikat dan komunitas internasional menginginkannya, aksi militer bisa segera dilakukan guna menguasai senjata kimia (Suriah) yang membuat dunia ketakutan."
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.