AS Mendakwa Marta karena Membantu Intelijen Kuba  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 26 April 2013 18:21 WIB

Eric Holder. AP/J. Scott Applewhite

TEMPO.CO, Washington - Jaksa Amerika Serikat, Kamis, 25 April 2013, menyatakan bahwa Marta Rita Velazquez, mantan pengacara di pemerintah federal, membantu dinas intelijen Kuba merekrut Ana Belen Montes. Kini Montes masih menjalani masa hukuman 25 tahun penjaranya karena kasus spionase.

Dakwaan terhadap Marta, yang diajukan pada tahun 2004, dibuka informasinya di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia, Kamis, 25 April 2013. Marta didakwa dengan tuduhan konspirasi karena perannya dalam merekrut Montes untuk bekerja di Dinas Intelijen Kuba dan membantunya mendapatkan pekerjaan di pemerintah federal.

Dalam dakwaan itu disebutkan Velazquez dan Montes menjadi teman saat belajar bersama di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies di Washington DC pada awal tahun 1980. Pada tahun 1984, Marta mengajak Montes ke New York. Kemudian di sana mereka bertemu dengan seorang perwira intelijen Kuba.

Velazquez terus melakukan kontak dengan Kuba melalui pesan yang dienkripsi. Ia juga pernah berwisata bersama Montes ke Kuba pada tahun 1985. Velazquez sekarang tinggal di Swedia dan tidak akan pernah menghadapi pengadilan, kata seorang pejabat penegak hukum federal.

Selama karier pemerintahannya, Velazquez bekerja sebagai pengacara di US Agency for International Development, di mana ia memiliki otoritas untuk mengakses data sangat rahasia. Sedangkan Montes bekerja di Badan Intelijen Kementerian Pertahanan AS.

Montes, yang bekerja selama 16 tahun di salah satu komunitas intelijen AS itu, ditangkap pada 2001. Ia kemudian mengaku bersalah atas tindak pidana spionase. Saat ini dia masih menjalani hukumannya di salah satu penjara di Amerika Serikat.

Dakwaan terhadap Marta diajukan pada 2004, tapi terus disegel sampai akhirnya dibuka kepada publik, Kamis lalu. Marta, yang berasal dari Puerto Rico, meninggalkan Amerika Serikat pada tahun 2002 setelah Montes menyampaikan pengakuan bersalah atas kasus spionase.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan, Marta sudah menyadari adanya dakwaan itu sehingga tidak ada lagi alasan untuk menutupi informasi ini. Hanya saja, peluangnya untuk diadili di Amerika kecil. "Perjanjian ekstradisi antara Amerika Serikat dan Swedia tidak memungkinkan untuk ekstradisi dalam kasus spionase," kata pejabat tersebut.

REUTERS | ABDUL MANAN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya