Pelapor PBB Bidang Penyiksaan Kecewa Sikap Bahrain  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 25 April 2013 06:55 WIB

Polisi antihuruhara berjaga-jaga mengantisipasi demonstrasi di Kota Manama, Bahrain. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, New York - Pelapor khusus PBB tentang penyiksaan, Juan Mendez, menyatakan kekecewaan mendalamnya atas keputusan pemerintah Bahrain untuk menunda kunjungannya ke negara itu. Mendez menuduh Bahrain berusaha untuk "menghindari tanggung jawab" dengan penundaan ini.

Kantor berita resmi Bahrain mengatakan kunjungan itu dibatalkan "sampai ada pemberitahuan lebih lanjut". Mendez, seperti dimuat BBC 24 April 2013, mengatakan keputusan ini adalah bentuk pembatalan.

Negara kerajaan di kawasan Teluk ini dilanda kerusuhan sipil selama dua tahun. Kekerasan pada masa itu menyebabkan sedikitnya 50 orang tewas.

Mendez membantah pernyataan media Bahrain yang mengatakan bahwa ia "menunda" kunjungannya. "Perlu saya buat jelas," katanya, "Ini adalah keputusan sepihak oleh pemerintah. Sayangnya, hal ini bukan pertama kalinya pemerintah mencoba untuk menghindari tanggung jawab atas penundaan kunjungan saya, yang awalnya seharusnya setahun yang lalu."

Senin, 22 April 2013, juru bicara luar negeri Inggris dan Commonwealth Office (FCO) mengatakan kepada BBC, keputusan Bahrain itu "mengecewakan". Dia menambahkan, "Kami berharap bahwa tanggal baru untuk kunjungan ini dapat segera ditentukan."

Komentar Mendez ini keluar hanya beberapa hari setelah ada rilis laporan Departemen Luar Negeri AS tentang situasi hak asasi manusia di Bahrain yang menyebut tentang adanya pelanggaran "signifikan," termasuk penyiksaan dalam tahanan.

Usai keluarnya laporan itu, Duta Besar AS dipanggil Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmad Al Khalifa, Senin, 22 April 2013. Khalifa menyatakan kecewa atas laporan tersebut. Kementerian mengatakan laporan itu "tidak memiliki obyektivitas dan imparsialitas serta megabaikan kemajuan Bahrain dalam melindungi dan mempromosikan hak asasi manusia".

Puncak krisis Bahrain terjadi pada 14 Februari 2011 saat demonstran menduduki Pearl Roundabout di ibu kota Bahrain. Mengatasi krisis itu, pasukan keamanan dari Dewan Kerja Sama Negara Teluk yang dipimpin oleh pasukan Saudi Arabi memasuki Bahrain. Mereka lantas membersihkan Pearl Roundabout dari demonstran.

Pada Maret hingga April 2012, ratusan ditangkap dan ribuan orang dipecat dari pekerjaan mereka. Protes terhadap pemerintah terus berlanjut hinga memakan 35 korban tewas. Pada 10 Februari 2013, oposisi dan kelompok pro-pemerintah melakukan dialog terbuka, tapi kerusuhan terus berlanjut.

BBC | ABDUL MANAN

Berita terkait

Hasil Formula 1 GP Bahrain: Lewis Hamilton Juara, Max Verstappen Finis ke-2

29 Maret 2021

Hasil Formula 1 GP Bahrain: Lewis Hamilton Juara, Max Verstappen Finis ke-2

Lewis Hamilton mengklaim kemenangan seri perdana Formula 1 musim 2021 setelah tampil brilian menahan gempuran Max Verstappen.

Baca Selengkapnya

Pengganti Lewis Hamilton, Mercedes Siapkan George Russell dan Stoffel Vandoorne

2 Desember 2020

Pengganti Lewis Hamilton, Mercedes Siapkan George Russell dan Stoffel Vandoorne

Lewis Hamilton dinyatakan positif Covid-19. Mercedes mempertimbangkan pengganti untuk balapan kedua Formula 1 GP Bahrain.

Baca Selengkapnya

Cerita Romain Grosjean Lolos dari Maut Kecelakaan Formula 1 GP Bahrain

2 Desember 2020

Cerita Romain Grosjean Lolos dari Maut Kecelakaan Formula 1 GP Bahrain

Romain Grosjean mengalami luka bakar di tangan usai kecelakaan Formula 1 GP Bahrain, akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

FIA dan Formula 1 Mulai Penyelidikan Insiden Kecelakaan Romain Grosjean

1 Desember 2020

FIA dan Formula 1 Mulai Penyelidikan Insiden Kecelakaan Romain Grosjean

FIA dan Formula 1 menyelidiki insiden kecelakaan yang dialami pembalap Haas Romain Grosjean di GP Bahrain, akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Dianggap Ilegal, Bahrain Tahan Empat Jurnalis AS

16 Februari 2016

Dianggap Ilegal, Bahrain Tahan Empat Jurnalis AS

Keempatnya melakukan liputan unjuk rasa di Bahrain.

Baca Selengkapnya

Menyusul Arab Saudi, Bahrain Putuskan Hubungan dengan Iran  

4 Januari 2016

Menyusul Arab Saudi, Bahrain Putuskan Hubungan dengan Iran  

Bahrain meminta para diplomat Iran meninggalkan negara itu dalam tempo 48 jam.

Baca Selengkapnya

Dianggap Campur Tangan, Bahrain Tarik Dubesnya dari Iran

2 Oktober 2015

Dianggap Campur Tangan, Bahrain Tarik Dubesnya dari Iran

Bahrain bependuduk mayoritas muslim Syiah.

Baca Selengkapnya

Temui Oposisi Syiah, Bahrain Usir Diplomat AS  

8 Juli 2014

Temui Oposisi Syiah, Bahrain Usir Diplomat AS  

Tom Malinowski yang tengah berada di Bahrain diam-diam bertemu
kelompok oposisi Syiah Bahrain, Al Wifaq.

Baca Selengkapnya

Tiga Polisi Tewas Akibat Ledakan Bom Bahrain  

4 Maret 2014

Tiga Polisi Tewas Akibat Ledakan Bom Bahrain  

Bom ini meledak di tengah aksi protes yang berlangsung di sebuah desa dekat Ibu Kota Manama.

Baca Selengkapnya

Negara Teluk Sebut Hizbullah Masuk Daftar Teroris

18 Juli 2013

Negara Teluk Sebut Hizbullah Masuk Daftar Teroris

GCC mengusir warga Lebanon yang membantu Hizbullah.

Baca Selengkapnya