TEMPO.CO, Damaskus - Media milik pemerintah melaporkan, dua uskup agung yang membawa bantuan kemanusiaan di Provinsi Aleppo telah diculik pemberontak.
Kantor berita SANA mengatakan, Uskup Agung Ortodoks Suriah dan Yunani, Yohanna Ibrahim dan Paul Yazigi, diculik pada Senin, 22 April 2013, di Desa Kfar Dael. Yohanna Ibrahim adalah Kepala Gereja Ortodoks Suriah, sedangkan Paul Yazigi alias Boulos Yaziji memimpin Gereja Ortodoks Yunani di kota tersebut.
Kedua uskup, tulis BBC, diculik saat melakukan perjalanan dari wilayah perbatasan Turki untuk kembali ke Kota Aleppo. Aksi penculikan tersebut dibenarkan oleh salah seorang pemimpin oposisi.
Seorang anggota oposisi dari Koalisi Nasional Suriah, Abdulahad Steifo, mengatakan kedua pria tersebut diambil paksa di jalan raya menuju Aleppo dari daerah yang dikuasai pemberontak Bab al Hawa, berbatasan dengan Turki. Ketika wartawan menanyakan siapa di balik penculikan tersebut, Steifo menjawab, "Semua kemungkinan sangat terbuka." Beberapa umat Kristen di Aleppo yang tak bersedia disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita AFP, sejumlah pria bersenjata telah membunuh sopir Uskup. Dalam sebuah wawancara dengan koresponden BBC bahasa Arab, Saeed Shehada, pekan lalu, Uskup Ibrahim mengatakan dia optimistis mengenai masa depan Kristen di Suriah.
"Tidak ada hambatan bagi (agama) Kristen dan tidak rencana menghabisi umat Kristen. Setiap orang respek terhadap Kristen. (Memang) ada tembakan acak, tapi umat Kristen tidak dijadikan sasaran sebab mereka adalah umat Kristen (juga)," ujarnya.
Sebelumnya, sejumlah ulama muslim terkemuka telah tewas dalam sebuah serangan melawan Presiden Bashar al-Assad. Akan tetapi, aksi penculikan terhadap pemimpin gereja senior dalam konflik ini merupakan aksi pertama kali.
Umat Kristen mencapai 10 persen dari 23 juta jumlah penduduk Suriah. Seperti agama minoritas lainnya, banyak yang ketakutan atas perlawanan kaum Sunni terhadap Assad yang berasal dari Alawi, diyakini cabang dari Syiah.
