Separuh Tahanan Guantanamo Mogok Makan  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 23 April 2013 08:46 WIB

AP Photo/Brennan Linsley

TEMPO.CO, Guantanamo - Militer Amerika Serikat mengirim tenaga medis tambahan ke kamp penjara Guantanamo. Di situ, lebih dari setengah tahanan melakukan aksi mogok makan selama dua pekan ini. Juru bicara kamp mengatakan pada hari Senin, mereka menggelar aksi itu untuk memprotes penahanan mereka.

Tenaga bantuan yang berjumlah kurang dari 40 orang ini akan tiba pada akhir April. Demikian disampaikan oleh Letkol Samuel House, juru bicara operasi penahanan di Teluk Guantanamo, di tenggara Kuba. House mengatakan, mereka terdiri atas dokter, perawat, dan tenaga medis lain, yang akan menambah jumlah tenaga medis yang kini sudah bertugas sebanyak 100 orang.

Menurut data militer AS, sebanyak 84 dari 166 tahanan mogok makan pada hari Senin. Sebanyak 16 orang dari mereka kini mengkonsumsi makanan dalam bentuk cairan melalui selang yang dimasukkan lewat hidung langsung ke perut mereka. "Enam dirawat di rumah sakit untuk observasi," kata House.

Aksi mogok makan semula hanya dilakukan 43 tahanan pada 13 April 2013. Saat itu, seusai kerusuhan di penjara, mereka ditempatkan dalam sel untuk satu orang dengan alasan agar gampang dipantau. Petugas kamp mengatakan, para tahanan telah menutupi kamera keamanan dan jendela, yang menghalangi pandangan penjaga.

Makin lama, jumlah tahanan yang mogok makan makin banyak. Dua tahanan mencoba bunuh diri dengan menggantung diri pada tali yang dibuat dari pakaian mereka.

Pengacara tahanan mengatakan, aksi mogok makan lebih banyak jumlahnya ketimbang yang dirilis militer. Mereka menyatakan, jumlah tahanan yang mogok makan saat ini sekitar 100 sampai 130 orang.

Mogok makan beberapa kali terjadi di Guantanamo sejak Januari 2002. Namun aksi massal baru kali ini terjadi.

Aksi mogok makan saat ini dimulai pada awal Februari, setelah penjaga menyita foto dan barang-barang lain selama penyisiran dari sel ke sel. Para tahanan menyatakan, mereka menghina Al-Quran, hal yang disangkal militer Amerika Serikat. Adapun pihak militer menolak untuk mengatakan apa yang mendorong penyisiran sel.

REUTERS | TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya