TEMPO.CO, Manama - Mussallam al-Barrak, tokoh oposisi Kuwait, boleh bernafas lega setelah pengadilan banding di Kuwait, Senin, 22 April 2013 membebaskannya dari kurungan penjara dengan jaminan.
Mussallam al-Barrak, yang terhindar dari kerangkeng besi, sedianya dihukum selama lima tahun penjara karena didakwa telah menghidar emir (pemimpin) Negara Teluk itu.
Menurut laporan Gulnews, Ahad, 21 April 2013, pembebasan ini terkait dengan upaya negosiasi politik antara Menteri Dalam Negeri Kuwait dengan bekas anggota parlemen ini.
Pada 15 April 2013, Mussallam al-Barrak divonis lima tahun penjara oleh pengadilan pertama karena dianggap merendahkan martabat emir Shaikh Sabah Al Ahmad Al Sabah dalam sebuah pidato yang disampaikan pada 15 Oktober 2012.
Al Barrak dalam pembelaannya mengatakan, dia yakin keputusan pengadilan bermotif politik. Dia memastikan akan mengajukan keberatan ke pengadilan lebih tinggi.
Sebelumnya, detektif dan sejumlah aparat keamanan menahan Musallam Al Barrak yang dianggap buron atas perintah departemen penegakan hukum Kuwait sebelum Ahad pagi waktu setempat, 21 April 2013, saat pengadilan banding akan membebaskannya.
Sumber-sumber top keamanan mengungkapkan bahwa mereka telah mengerahkan detektif guna mencokok pria kritis itu di kawasan Andalus, tetapi hasilnya nihil.
Bahkan, mereka juga fokus pada seluruh nomor telepon yang terdaftar atas nama Musallam Al Barrak mulai saat dia menjadi anggota parlemen. Akan tetapi, nomor-nomor tersebut tak berlaku lagi. Nomor orang-orang yang pernah dikontak Barrak pun ternyata tak digunakan lagi sejak adanya keputusan pengadilan pertama, termasuk nomor telepon bekas anggota parlemen Faisal Al-Mislim dan Jama'an Al-Barbash, serta jurnalis Saad Al-Ajmi dan Mohammad Al-Washihi.
AL JAZEERA | GULFNEWS | ARABTIMES | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Preman Yogya | Prahara Demokrat
Berita Terpopuler:
Hari Bumi 2013: Pergantian Musim Google Doodle
Tersangka Bom Boston Ngetwit Setelah Ledakan
Menteri Keuangan Diberhentikan Saat Bertugas di AS
Erik Meijer Dinilai Tidak Pantas Jadi Direksi Garuda
Bom Boston Marathon versi Pelajar Indonesia di AS
Berita terkait
Polisi Kuwait Tangkap Majikan Cuek Saat PRT Teriak Minta Tolong
1 April 2017
Polisi Kuwait menangkap wanita yang merekam asisten rumah tangganya atau PRT yang jatuh dari ketinggian tujuh lantai tanpa membantunya.
Baca SelengkapnyaOperasi Militer, Kuwait Izinkan NATO Gunakan Wilayahnya
16 Maret 2017
Dalam butir kesepakatan itu disebutkan, NATO dan sekutunya diizinkan menggunakan wilayah Kuwait untuk kepentingan operasi militer.
Baca SelengkapnyaKuwait Sambut Baik Niat Iran Dialog dengan Negara Teluk
10 Februari 2017
Dialog semacam itu sangat diperlukan guna menurunkan tensi
ketegangan di Suriah maupun Yaman atau di manapun di kawasan
Timur Tengah.
Kuwait Tak Melarang Warga Negara Islam Datang
8 Februari 2017
Negara-negara yang dimaksud Kuwait itu adalah Suriah, Iran,
Irak, Pakistan dan Afganistan.
Kuwait Tak Keluarkan Visa untuk 5 Negara Islam
2 Februari 2017
Kuwait adalah satu-satunya negara yang melarang warga negara Suriah masuk sebelum Trump menandatangi pelarangan tersebut.
Baca SelengkapnyaKuwait dan Negara Teluk Sambut Baik Kerja Sama dengan Iran
28 Januari 2017
"Kita harus berfokus pada hubungan saling menguntungkan," kata Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait Khaled al-Jarallah.
Baca SelengkapnyaKuwait Gantung 7 Tahanan Termasuk Seorang Keluarga Kerajaan
25 Januari 2017
"Keluarga kerajaan yang dihukum mati itu bernama Faisal Abdullah Al Jaber Al Sabah. Dia dihukum karena kasus pembunuhan dan kepemilikan senjata api."
Baca SelengkapnyaOops, Gara-gara Burung Kakatua, Pria Ini Nyaris Dipenjara
29 Oktober 2016
Seorang pria di Kuwait nyaris dipenjara setelah burung peliharaannya mengungkapkan hubungan gelap si pria dengan pembantunya.
Baca SelengkapnyaPeringatan Asyura, Kuwait Bebaskan Dua Warga Iran
12 Oktober 2016
Kedua warga Iran sempat dicurigai karena memotret kegiatan di gedung perkumpulan muslim Syiah.
Baca SelengkapnyaKuwait Pulangkan Orang Utan Kecanduan Narkoba ke Indonesia
27 Juli 2016
Kuwait memutuskan untuk mengusir seekor orang utan ke negara asalnya, Indonesia, setelah hewan itu diketahui kecanduan narkoba.
Baca Selengkapnya