Wawancara dengan Ustad Berpengaruh di New York

Reporter

Editor

Heru Triyono

Selasa, 16 April 2013 14:51 WIB

Syamsi Ali, Imam besar Masjid Al Hikmah New York - Amerika Serikat. TEMPO/JACKY RACHMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Syamsi Ali telah 16 tahun tinggal di New York, Amerika Serikat. Di sana ia bukan sekadar warga biasa. Ayah lima anak ini adalah imam dan Ketua Yayasan Masjid Al-Hikmah, yang didirikan muslim Indonesia di Astoria. Ia juga Direktur Jamaica Muslim Center di Queens.

Namanya kian populer karena beragam kegiatan antar-imannya. Ia rajin mengenalkan Islam ke gereja dan sinagog. Ia juga bekerja sama dengan kelompok Yahudi dan Kristen sejak serangan 11 September yang merobohkan World Trade Center dan mengoyak Pentagon.

Pada 2006, namanya pun masuk daftar tujuh pemimpin agama paling berpengaruh di New York oleh New York Magazine. Kamis, dua pekan lalu, Tempo mewawancarai Muhammad Syamsi Ali saat ia berada di Jakarta.

Apa cita-cita masa kecil Anda?
Menjadi tentara. Menurut saya, tentara itu profesi paling hebat. Apalagi saya suka berkelahi.

Kenakalan paling fatal apa yang pernah Anda lakukan waktu kecil?
Saya pernah masuk tahanan polisi selama tujuh hari. Gara-garanya ada siswa pesantren yang menantang saya berkelahi. Merasa tertantang, ya, saya lawan. Hidung siswa itu patah dan harus masuk rumah sakit. Saya pun diadukan ke polisi.

Lalu, bagaimana Anda bisa menjadi imam di New York?
Itu karena undangan Duta Besar Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat itu, Nugroho Wisnumurti. Saya bertemu Pak Nugroho di Jeddah, Arab Saudi. Kebetulan waktu itu saya tidak betah mengajar di Islamic Education Foundation Jeddah (yayasan pendidikan milik Amir Mamduh, adik Raja Fahd) karena adanya diskriminasi.

Dari Pakistan, Arab Saudi, lalu ke Amerika. Anda mengalami gegar budaya?
Pasti. Saya waktu itu senang, tapi juga waswas. Di kepala saya itu, semua gejolak di Afganistan dan Timur Tengah adalah desain Zionis Amerika. Tapi sopir taksi pertama yang saya tumpangi dari bandara ke Kantor Perwakilan Indonesia di PBB bernama Muhammad Fazil, orang Pakistan. Sepanjang perjalanan, kami bicara. Dari situ, pola pikir saya mulai berubah.

***

Setiap tahun dia pulang ke Tanah Air. Tahun ini ia menghadiri konferensi perdamaian dunia yang digelar Muhammadiyah. Ia juga keliling Jakarta, Padang, Balikpapan, dan Makassar, untuk menyuarakan pluralisme dan sikap saling menghargai.

Setelah lama pergi, bagaimana Anda melihat perkembangan umat Islam di Indonesia?
Islam didominasi oleh kepentingan politik. Sebenarnya, mau memakai Islam sebagai kekuatan politik, silakan. Mau memakai Islam sebagai dasar politik, juga silakan. Tapi jangan dipolitisasi. Yang terjadi sekarang, banyak partai menjadikan Islam sebagai obyek politik.

Apa yang terpikir saat melihat intoleransi dan tekanan kepada kelompok minoritas di Indonesia?
Sedih. Ini mungkin proses pematangan demokrasi. Amerika juga tidak langsung matang. Kita tahu perjuangan warga kulit hitam di sana yang dipimpin Martin Luther King tidaklah gampang. Tapi pemerintah tetap harus tegas. Hukum harus ditegakkan, dan harus ada peran aktif ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Maksudnya?
Sebagai ormas besar, NU dan Muhammadiyah harus berinisiatif mempertemukan mereka yang sedang berkonflik. Harus ada kedewasaan. Sebagai mayoritas, yang kita bangun bukanlah rasa takut, tapi justru harus mengayomi. Itu dilakukan Rasul.

Lalu, bagaimana dengan kelompok garis keras yang terus menggunakan kekerasan, misalnya Front Pembela Islam (FPI)?
Ya hukum harus jelas. Teman-teman seperti di FPI ini harus introspeksi diri. Apa yang mereka lakukan belum tentu membawa dampak positif. Karena, ketika dengan alasan melakukan nahi munkar (mencegah perbuatan buruk), tapi dilakukan dengan kekerasan, kemungkaran justru bertambah. Orang semakin benci.

***

Syamsi Ali meneruskan bicara. Ia memilih menjamak takhir salat magrib. Ia pun kembali berkisah tentang kegiatannya di New York. Di antara seabrek kegiatannya, Syamsi selalu meluangkan waktu untuk hobinya: olahraga. “Tahun lalu saya ikut maraton di Chicago,” katanya.

Ia rutin joging dua kali sepekan. Kalau pas hari kerja, minimal ia berlari sejauh 5 mil. Sedangkan pada akhir pekan, bisa 10 mil. Untuk latihan silat? “Tak ada lawannya,” ujarnya sembari tertawa.

Apa perubahan terpenting bagi umat muslim Amerika pasca-tragedi 11 September?
Islam sekarang menjadi mainstream. Amerika, yang dulu dikenal sebagai bangsa Kristen-Yahudi, sekarang menjadi Kristen, Yahudi, Islam, Hindu, Buddha, dan semuanya. Dan yang pasti, pola komunikasi antar-agama berubah. Kami bahkan tak lagi menggunakan istilah dialog, melainkan kerja sama. Dialog identik dengan elite. Para pimpinan agamanya bertemu, tapi masyarakat tetap berkelahi. Karena itu kita ubah.

Kerja sama seperti apa?
Di New York, kita buat "Soup Kitchen for Homeless". Jadi di dapur umum itu, masyarakat muslim, Yahudi, Kristen masak bersama untuk orang miskin. Ada juga "Midnight Run". Kami keluar di tengah malam, membagikan sandwich dan minuman untuk orang di jalanan. Yang muslim memakai peci, yang Kristen memakai salib, dan Yahudi memakai peci yahudi. Para gelandangan heran melihat kami karena bisa bergandengan.

Bagaimana Anda memulai kerja sama dengan umat agama lain pasca-tragedi 11 September?
Saya mulai mengunjungi gereja yang dekat dengan masjid Indonesia di Manhattan. Saya juga berdialog dengan Rabi Marc Schneier, satu dari 50 rabi yang berpengaruh di Amerika. Saya kini justru dekat dengan dia. Bahkan konsep dialog lintas agama kami berdua dipelajari oleh rabi dan imam dari Eropa dan Amerika Latin yang datang ke New York. Gerakan itu jadi meluas sehingga menjadi gerakan internasional.

Anda mendapat serangan atau ancaman karena kedekatan Anda dengan rabi dan pendeta, juga sinagog dan gereja?
Tidak pernah ada ancaman. Di Amerika, ancaman adalah kriminal. Apalagi sampai memukul. Yang terjadi, saya dijelek-jelekkan. Lihat saja di Internet. Banyak sekali hujatan buat saya. Ada yang membuat website khusus yang ada foto saya dengan tulisan "A Liar". Isinya wawancara saya yang diambil sepotong-sepotong dari berbagai media. Saya dituduh anti-syariah. Tapi saya tidak terlalu memikirkan.

Bagaimana peran pemerintah dalam melindungi kerukunan umat beragama?
Luar biasa. Ketika komunitas umat Islam diobok-obok, mereka justru mengayomi kami. Di bawah Michael Bloomberg (Wali Kota New York), kami diberi kebebasan. Islam, kalau diberi kebebasan, seperti ikan mendapatkan air. Sebanyak 10 persen dari penduduk New York—yang sekitar 8 juta itu—adalah muslim. Pernah ada kejadian menarik. Meski Bloomberg bukan muslim, dia pernah ikut salat Jumat. Ketika itu, dia datang untuk mengucapkan terima kasih atas dukungannya dalam pemilu. Dia pun mendengarkan khotbah saya tentang Islam dan pluralisme. Seusai khotbah, saya minta dia ke pojokan. Eh ternyata dia malah ikut salat di belakang. Tapi itu politik… ha-ha-ha….

Bagaimana dengan perkembangan pembangunan Islamic Center di dekat “ground zero” yang pernah menjadi perdebatan?
Sekarang ini tetap dipakai salat Jumat dan salat lima waktu. Ada kuliah rutin Al-Quran untuk anak-anak. Saya mengajar beberapa kali di sana. Tapi memang, untuk renovasi, butuh biaya besar. Di Islamic Center itu rencananya akan dibangun juga museum 11 September, lengkap dengan pusat kulinernya.

Apa rencana Anda ke depan?
Saya selalu ingin memperlihatkan bahwa Islam itu bersahabat, meski saya terus dituduh bekerja sama dengan Yahudi Zionis.

HERU TRIYONO

Topik Terhangat:
Lion Air Jatuh|Serangan Penjara Sleman|Harta Djoko Susilo|Nasib Anas

Baca juga

EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya

Kata Saksi Bom Boston
Selamat dari Bom Boston, Dirut BTPN Hobi Lari
Bom Boston Diduga Disembunyikan di Tong Sampah

Berita terkait

Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

8 Februari 2024

Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon

Untuk memeriahkan Isra Miraj petang ini, berikut link twibbon untuk media sosial anda.

Baca Selengkapnya

Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

29 Mei 2023

Nahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok

Nahdlatul Ulama Depok tengah fokus dalam pengembangan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan terutama madrasah.

Baca Selengkapnya

Mengkaji Islam dalam Ilmu dan Pengamalnya

31 Maret 2023

Mengkaji Islam dalam Ilmu dan Pengamalnya

Ilmu mengkaji Islam berkembang di timur tengah dan negara barat. Namun ihwal pengamalan patut belajar ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Diharapkan Jadi Referensi Keislaman Dunia

15 Maret 2023

Indonesia Diharapkan Jadi Referensi Keislaman Dunia

Indonesia tidak hanya negara muslim terbesar

Baca Selengkapnya

Hukum Puasa Ramadan Bagi Orang dalam Perjalanan Jauh

9 Maret 2023

Hukum Puasa Ramadan Bagi Orang dalam Perjalanan Jauh

Hukum puasa Ramadan bagi orang dalam perjalanan jauh adalah boleh dibatalkan atau diteruskan asalkan sesuai ketentuan. Simak hukum puasanya di sini:

Baca Selengkapnya

Pembakaran Al Quran Pernah Terjadi di 4 Negara Ini

25 Januari 2023

Pembakaran Al Quran Pernah Terjadi di 4 Negara Ini

Dunia sedang digemparkan oleh peristiwa pembakaran Al Quran yang dilakukan Rasmus Poludan di Swedia. Berikut daftar negara alami kejadian serupa.

Baca Selengkapnya

Ada Makam Keramat dalam Kebun Binatang Ragunan, Pusara Siapa?

24 Januari 2023

Ada Makam Keramat dalam Kebun Binatang Ragunan, Pusara Siapa?

Tak banyak orang tahu, ada makam keramat dalam kebun binatang Ragunan. Makam tersebut ternyata milik almarhum Syekh Sona Wijaya Sakti, siapakah dia?

Baca Selengkapnya

4 Manfaat Menghindari Gibah Selain Mahir dalam Bergaul

3 Desember 2022

4 Manfaat Menghindari Gibah Selain Mahir dalam Bergaul

Orang yang menjaga lisan dan menghindari gibah akan lancar dalam pergaulan dan mahir menjaga pertemanan.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2022 Berdasarkan Jumlah Pengikutnya, Islam ke Berapa?

23 November 2022

10 Agama Terbesar di Dunia 2022 Berdasarkan Jumlah Pengikutnya, Islam ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya versi World Population Review

Baca Selengkapnya

4 Pandangan Masuknya Islam ke Nusantara

14 April 2022

4 Pandangan Masuknya Islam ke Nusantara

Ada berbagai pandangan yang menjelaskan masuknya agama Islam di Nusantara

Baca Selengkapnya