TEMPO.CO, Seoul - Sebuah survei yang dilakukan agen adopsi internasional menunjukkan bahwa masyarakat di Korea memilih mengadopsi anak perempuan ketimbang laki-laki. Alasannya, warga Negeri Ginseng ini ingin meninggalkan kecenderungan memilih anak laki-laki.
Layanan Holt International Children melaporkan hanya ada 32 persen anak laki-laki yang diadopsi dalam kurun waktu setahun terakhir. Berdasarkan data yang dihimpun lembaga ini, persentase anak lelaki dari tahun ke tahun terus menurun dari 37 persen pada tahun 2009 menjadi 35 persen pada tahun 2010. Lebih lanjut turun menjadi 32 persen pada tahun 2011.
Ini adalah sebuah tren baru yang menunjukkan adanya ketidaksetaraan gender pada anak-anak sejak tahun 1970-an hingga memasuki awal 1990-an.
Di antara anak-anak yang diadopsi di Korea pada 1971-1975, sebanyak 62,7 persen yang diadopsi adalah anak laki-laki. Sementara pada tahun 1981-1985, persentese adopsi untuk anak laki-laki turun menjadi 55,3 persen. Hingga pada awal 1990-an, anak laki-laki masih menjadi mayoritas.
Walaupun data sebelum tahun 1970 sulit didapat, tapi masih menjamin bahwa permintaan untuk mengadopsi anak laki-laki masih meningkat. Hal ini didasari pada faktor konfusianisme tradisional yang dianut sebagian warga Korea yang lebih menekankan peran besar anak laki-laki di dalam keluarga.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan menemukan bahwa porsi anak laki-laki lokal yang diadopsi oleh orang luar negeri mencapai 69 persen, tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun.