Tammam Salam Jadi PM Baru Libanon  

Reporter

Sabtu, 6 April 2013 18:36 WIB

Presiden Libanon Michel Suleiman (ka) bersama Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. REUTERS/ Mohamed Azakir

TEMPO.CO, BEIRUT - Parlemen Libanon menunjuk mantan Menteri Kebudayaan Tamam Salam sebagai perdana menteri baru, menggantikan Najib Mikati, Sabtu, 6 April 2013. Hanya empat dari 128 anggota parlemen yang menolak pemilihan politikus Sunni yang dikenal dekat dengan Arab Saudi itu.

Setelah menggelar konsultasi selama dua hari, Presiden Libanon Michel Suleiman pun meminta pria berusia 68 tahun itu untuk membentuk kabinet baru. Meski dekat dengan Arab Saudi dan Barat, Salam juga mendapat dukungan dari blok, 8 Maret, termasuk Hizbulah.

Namun tantangan besar tetap dihadapi Salam dalam pembentukan kabinet. Perdana menteri sebelumnya, Mikati, membutuhkan waktu lima bulan sebelum berhasil membentuk kabinet.

Apalagi ketegangan sektarian antara Sunni, Syiah, dan Kristen masih tinggi di negara tersebut. Mikati yang sempat menjabat selama dua tahun pun kewalahan dengan kekerasan sektarian yang terus terjadi. Situasi sempakin dipersulit oleh konflik berdarah dari negara tetangga, Suriah.

Jika ia berhasil membentuk kabinet yang disetujui faksi-faksi yang berseberangan di Libanon, kabinet Salam harus menggelar pemilihan parlemen yang seharusnya jatuh pada Juni mendatang.

AP | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita terkait

Miris, Jual Beli Organ Tubuh Pengungsi Suriah Marak di Lebanon

28 April 2017

Miris, Jual Beli Organ Tubuh Pengungsi Suriah Marak di Lebanon

Sejak pecah perang saudara di Suriah pada 2011, sekitar 1,5 juta orang masuk ke wilayah Lebanon. Jumlah mereka hampir seperempat penduduk Libanon

Baca Selengkapnya

8 Pesawat Intai Israel Langgar Wilayah Udara Lebanon

9 Maret 2017

8 Pesawat Intai Israel Langgar Wilayah Udara Lebanon

Kantor berita ini juga mengatakan, enam pesawat perang Israel melanggar wilayah udara Lebanon.

Baca Selengkapnya

Iran dan Hizbullah Dukung Gencatan Senjata di Suriah

13 Februari 2017

Iran dan Hizbullah Dukung Gencatan Senjata di Suriah

Sayyed Nasrallah juga menepis isu mengenai kondisi pengungsi Suriah di Libanon.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Sebut Trump Pemimpin 'Idiot'  

13 Februari 2017

Pemimpin Hizbullah Sebut Trump Pemimpin 'Idiot'  

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, menyebut dunia akan menjadi tempat yang lebih baik karena Presiden Amerika Serikat Donald Trump "idiot."

Baca Selengkapnya

Begini Terapi Stres untuk Anak-anak Pengungsi Suriah

2 Januari 2017

Begini Terapi Stres untuk Anak-anak Pengungsi Suriah

Kelas perdamaian untuk anak pengungsi Suriah dan Palestina di kamp Shatila, Libanon, berfungsi untuk meredakan stres dan mencegah direkrut milisi.

Baca Selengkapnya

Aktivis Libanon Protes Menteri Urusan Perempuan Dijabat Pria

22 Desember 2016

Aktivis Libanon Protes Menteri Urusan Perempuan Dijabat Pria

KAFA, organisasi hak perempuan Libanon, menyerukan protes atas penunjukan Jean Ogasapian sebagai menteru pemberdayaan perempuan.

Baca Selengkapnya

Cegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi  

23 November 2016

Cegah Penyusup, Libanon Bangun Tembok Dekat Kamp Pengungsi  

Libanon membangun tembok di dekat kamp pengungsian warga Palestina, dengan tujuan mencegah kelompok radikal menyusup.

Baca Selengkapnya

Plt Dubes Libanon, Azzi: Pemerintahan Kami Terunik di Dunia  

22 November 2016

Plt Dubes Libanon, Azzi: Pemerintahan Kami Terunik di Dunia  

Pelaksana tugas Duta Besar Libanon untuk Indonesia, Joanna-Maria Azzi menjelaskan Libanon punya pakta nasional untuk merawat pluralitas dan toleransi.

Baca Selengkapnya

Krisis Pemimpin, Michel Aoun Terpilih Jadi Presiden Libanon

31 Oktober 2016

Krisis Pemimpin, Michel Aoun Terpilih Jadi Presiden Libanon

Pria 81 tahun itu mendapatkan sokongan 83 suara anggota parlemen.


Baca Selengkapnya

Panglima Hizbullah Tewas di Suriah  

13 Mei 2016

Panglima Hizbullah Tewas di Suriah  

Panglima utama Hizbullah Mustafa Amine Badreddine tewas dalam serangan udara Israel di perbatasan Libanon-Suriah pada pekan ini.

Baca Selengkapnya