Jaksa Berkeras 'The Joker' Harus Dieksekusi  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 2 April 2013 07:41 WIB

Penembakan massal paling terkenal tahun ini adalah di pemutaran film Batman Aurora, Colorado. James Holmes, 24 tahun, menyebabkan hilangnya nyawa 12 orang dan 58 lainnya luka-luka. Mirror.co.uk

TEMPO.CO, Colorado - Tak ada ampun bagi James Holmes, mantan mahasiswa pascasarjana yang merangsek masuk gedung bioskop di Colorado, Amerika Serikat, dan secara membabi buta memuntahkan peluru. Dalam sidang di pengadilan kemarin, jaksa menolak tawaran dari kubu James Holmes untuk mengaku bersalah demi menghindari eksekusi.

"Ini tekad saya dan niat saya bahwa dalam kasus James Eagan Holmes, keadilan adalah kematian," kata jaksa George Brauchler pada sidang hari Senin, yang dihadiri terdakwa. Orang tua Holmes duduk berpegangan tangan di kursi pengunjung sidang.

Putusan sedianya dijadwalkan pada Agustus, namun tampaknya akan mundur hingga Februari 2014. Pengacara pria yang kerap mengidentifikasikan dirinya sebagai The Joker ini mendesak pengadilan untuk tidak terburu-buru.

"Mereka mencoba untuk mengeksekusi klien kami, dan kami akan melakukan apa yang perlu kami lakukan untuk menyelamatkan nyawanya," kata pengacara Tammy Brady kepada ABC News. "Kami meminta pengadilan untuk tidak terburu-buru dalam hal ini."

Pengacaranya berkeras Holmes tidak bersalah karena dia secara hukum gila pada saat penembakan pada 20 Juli. Namun, berdasar penyelidikan polisi, ia telah menimbun senjata dan amunisi menjelang serangan.

James Holmes melakukan penembakan saat premier film Batman The Dark Knight Rises di bioskop di Aurora, Denver, Colorado. Ia diduga sudah merencanakan aksinya, terlihat dari bahan-bahan dan material peledak di apartemennya, beberapa mil dari kompleks tempat penembakan.

Saat melakukan aksinya, dia mengenakan perangkat taktis lengkap, helm, dan masker gas. Setidaknya 12 orang meninggal dunia dan 58 orang terluka, termasuk di antaranya dua warga negara Indonesia dan satu warga negara Amerika keturunan Indonesia.

Holmes ditangkap di tempat parkir di belakang bioskop. Polisi menemukannya dengan senapan AR-15 dan pistol. Di dalam mobilnya juga ditemukan pistol Glock dengan kaliber 40.

Senjata yang cukup banyak ini dibelinya secara legal di tiga toko senjata berbeda dalam 60 hari terakhir. Pria yang mengantongi gelar sarjana di bidang ilmu saraf (neuro science) ini juga membeli sekitar 6.000 amunisi secara online.

REUTERS | TRIP B


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya