TEMPO.CO, London - Pemimpin serikat pekerja BBC menyatakan mereka terus memantau perkembangan berita mengenai kesehatan tokoh Afrika Selatan, Nelson Mandela kendati mereka tengah mogok kerja. Bahkan, mereka berjanji akan menghentikan aksi mogok sementara untuk kembali bekerja membuat berita jika Nelson Mandela meninggal.
Mandela, 94 tahun, dirawat di rumah sakit sejak kemarin. Meski kini dilaporkan membaik, namun kondisi tokoh anti-apartheid Afrika Selatan ini dikabarkan masih sangat lemah.
Tetapi pertanyaan apakah hal yang sama akan dilakukan dalam peristiwa kematian Margareth Thatcher - musuh dari gerakan serikat buruh pada tahun 1980 - tidak ditanggapi dengan respons yang sama. Mantan perdana menteri yang dijuluki Wanita Besi ini juga dikabarkan dalam kondisi kesehatan yang buruk. Ia dianggap tak berpihak pada buruh dan pekerja ketika menjabat.
Wartawan dan staf teknis BBC melancarkan mogok kerja setelah mediasi perselisihan kerja tak membuahkan hasil. Mereka mengeluhkan beban kerja, pengurangan karyawan, dan bullying oleh korporasi.
The National Union of Journalists and Bectu, keduanya organisasi pekerja media di Inggris, mengatakan kepada Daily Telegraph mereka sangat menghormati Mandela. "Mandela, dengan latar belakang kedekatannya dengan serikat-serikat buruh, adalah sosok penting bagi semua orang," kata seorang juru bicara NUJ.
Mogok kerja, yang berlangsung sampai tengah malam, menyebabkan pembatalan program acara Newsnight di BBC 2, sejumlah mata acara di Radio 4, dan program World Tonight.
BBC meminta maaf atas gangguan yang disebabkan oleh pemogokan. Rasionalisasi di tubuh perusahaan media ternama Inggris ini menyebabkan sekitar 2.000 orang kehilangan pekerjaan.
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
22 Juli 2017
Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman
Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.