PBB Gagal Sepakati Pengaturan Perdagangan Senjata

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 29 Maret 2013 14:46 WIB

Markas besar PBB di New York merupakan salah satu hasil karya Oscar Niemeyer yang dibangun pada tahun 1949-1950. AP/Osamu Honda

TEMPO.CO, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) gagal mencapai kata sepakat soal perjanjian yang mengatur perdagangan senjata konvensional, Rabu, 28 Maret 2013. AS, diikuti oleh Rusia dan Cina, mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempertimbangkan soal ini.

Ini akhir yang mengecewakan karena pembahasannya sudah dilakukan intensif selama satu bulan ini. Pembahasan soal ini di PBB merupakan buah dari kampanye enam tahun koalisi organisasi non-pemerintah, termasuk Amnesty International dan Oxfam.

Meskipun tak mencapai kata sepakat, ketua konferensi Roberto Garcia Moritan yakin soal ini akan disepakati pada akhir tahun ini. Menurut dia, adopsi terhadap perjanjian perdagangan senjata (ATT) merupakan kenyataan tak terelakkan.

"Saya tidak memiliki keraguan (bahwa perjanjian ini akhirnya akan ada), karena memang ada kebutuhan," kata Roberto. "Kita membutuhkan perjanjian ini, dan kita akan memilikinya."

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengaku kecewa atas gagalnya kesepakatan perjanjian soal perdagangan senjata ini. Ia menyebut hasil ini sebagai "kemunduran".

Namun dia mengatakan mendorong negara-negara yang telah sepakat dengan adanya perjanjian ini untuk terus mengejar disepakatinya perjanjian ini. Ia akan memberi dukungan "kuat" untuk upaya tersebut.

Beberapa delegasi dalam konferensi itu menuduh AS tunduk kepada tekanan dari dalam negeri, khususnya dari lobi pendukung kepemilikan senjata. Sebelumnya, kelompok bipartisan yang terdiri dari 51 senator AS memang mengancam akan menentang setiap kesepakatan yang melanggar hak konstitusional warganya untuk memiliki senjata.

Sekretaris Jenderal Amnesty International Salil Shetty menyatakan frustrasi atas hasil konferensi itu. "Dengan satu orang meninggal setiap menit akibat kekerasan bersenjata, ada keharusan bagi negara-negara kuat untuk memimpin adanya perjanjian ini," katanya.

"Presiden Obama telah meminta lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan soal ini. Berapa banyak waktu yang dia inginkan?" kata Shetty.

Rencananya, naskah rancangan resolusi soal pengaturan perdagangan senjata ini kemungkinan akan dikirim kembali ke Majelis Umum PBB pada musim gugur.

Perdagangan senjata global diperkirakan bernilai antara US$ 60 miliar dan US$ 70 miliar per tahun. Sedangkan jumlah orang yang terbunuh akibat senjata ilegal sekitar 750.000 orang per tahun.

BBC | Abdul Manan

Berita Terkait:
Cina Masuk Lima Besar Negara Eksportir Senjata


Menggeliatnya Kekuatan Militer Cina

PBB

Berita terkait

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

5 jam lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

13 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

1 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

2 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

4 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

5 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

5 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

9 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya