Musharraf: Mereka Ingin Mengirim Saya ke Neraka  

Reporter

Senin, 25 Maret 2013 15:58 WIB

Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf berbicara dalam sebuah wawancara dengan Reuters di Dubai (8/1). REUTERS/Jumana El Heloueh

TEMPO.CO, Karachi - Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf tiba di Karachi, Ahad, 24 Maret 2013, setelah mengakhiri masa pengasingannya selama empat tahun, kendati di bawah ancaman pembunuhan. Ia datang untuk mempersiapkan diri mengikuti pemilu Mei 2013.

Musharraf mendarat di Bandara Intenasional Jinnah, Karachi,
sesuai jadwal, Ahad, 24 Maret 2013, dengan penerbangan komersial dari Dubai. Ia mendapatkan pengawalan ketat dari angkatan bersenjata karena sebelumnya ada ancaman pembunuhan.

Koresponden Al Jazeera, Imran Khan, melaporkan dari Karachi. Ia mengatakan, Musharraf yang juga bekas Kepala Staf dan Komando Pasukan Khusus, memang bukan tipe pria yang mudah ditakut-takuti atau digertak.

"Mereka mencoba mengirimkan saya ke neraka sejak (tragedi) 11 September, sebuah peristiwa 12 tahun silam," kata Musharraf di dalam kabin pesawat sebelum meninggalkan Dubai. Dalam ocehannya di Twitter, pria berusia 69 tahun itu menulis, "Saya berada di kursi pesawat untuk sebuah perjalanan pulang, Pakistan!"

Khan menambahkan, ketika tiba di bandara, bekas jenderal militer ini disambut sekitar 300 orang. Dia menambahkan, Musharraf semestinya mendapatkan sambutan lebih dari jumlah tersebut. Beberapa pendukung sang Jenderal tampak mengenakan ban warna putih di lengannya seraya menyatakan siap mati demi junjungannya.

"Tetapi panggung politik Pakistan adalah hasil dari sebuah kesepakatan," kata Khan.

Ketika menjadi panglima angkatan bersenjata, Musharraf menguasai pemerintahan dengan jalan kudeta pada 1999. Dia terpilih kembali menjadi presiden pada pemilu 2002 kendati telah berganti seragam (dari militer ke sipil).

Pada 2008, Musharraf meninggalkan Pakistan setelah dipaksa turun jabatan ketika ada tekanan kuat dari masyarakat dan upaya pemakzulan. Selanjutnya, Musharraf menuju London dan menetap di Dubai. Selama masa pengasingannya dua tahun silam, dia bersumpah akan kembali ke Pakistan untuk memasuki panggung politik.

AL JAZEERAH | BBC | CHOIRUL

Berita Terpopuler:
Penyerbuan LP Cebongan Bermula dari Saling Pandang

Operasi Buntut Kuda Penjara Cebongan Sleman

Lihat Teman Satu Sel Didor, Napi Cebongan Trauma

Ini Kronologi Penyerbuan Cebongan Versi Kontras

Tak Ada Kudeta, Hanya Pembagian Sembako

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya