TEMPO.CO, Los Angeles - Otoritas Penerbangan Amerika Serikat, Federal Aviation Administration, akan menutup 149 menara kontrol lalu lintas udara di bandara kecil di negara itu mulai 7 April. Langkah ini dilakukan menyusul keputusan Kongres menyunat anggaran belanja negara yang berimbas pada lembaga ini.
Gedung Putih dan para pemimpin transportasi telah memperingatkan bahwa pemotongan anggaran sebanyak US$ 85 juta akan memaksa bandara kecil di seluruh negeri untuk mengurangi layanan. Anggaran untuk FAA ditetapkan sebesar US$ 637 juta.
FAA mengatakan 40 menara lainnya yang sebelumnya dijadwalkan untuk ditutup akan tetap beroperasi. Mereka menyatakan, menara yang ditutup "tidak berada dalam kepentingan nasional".
Menteri Transportasi Ray LaHood mengatakan pihaknya telah mencoba untuk menegosiasikan putusan itu. "Kami mendengar dari masyarakat di seluruh negeri tentang pentingnya menara pengawas dan ini adalah keputusan yang sangat sulit," kata LaHood dalam sebuah pernyataan.
FAA berharap tidak ada bandara yang harus ditutup karena penutupan menara, juru bicara lembaga tersebut menyatakan. Administrator FAA, Michael Huerta, mengatakan badan tersebut akan bekerja dengan bandara yang terkena dampak dan operator untuk memastikan prosedur pendaratan pesawat tetap dalam tingkat keamanan yang tinggi.
Di seluruh bandara AS, FAA mengoperasikan 292 menara pengawas dan 251 dikelola oleh tiga perusahaan swasta, yaitu Midwest Air Traffic Control Service, Robinson Aviation (RVA) Inc, dan Serco Inc, selain perusahaan publik FAA Contract Tower Program (FCT).
FAA mengatakan fase penutupan akan dilakukan selama empat minggu. Mereka juga akan bekerja dengan masyarakat yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam program operasi menara non-federal.
REUTERS | TRIP B
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya