Israel Akan Minta Obama Bebaskan Mata-matanya

Reporter

Editor

Abdul Manan

Rabu, 20 Maret 2013 21:38 WIB

Pemukiman warga Israel di Halamish, Ramallah, Tepi Barat. REUTERS/Baz Ratner

TEMPO.CO, Yerussalem - Israel akan memanfaatkan kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke negara itu kembali meminta pembebasan Jonathan Jay Pollard. Mata-mata Israel itu kini menjalani hukuman penjara seumur hidup di Carolina Utara, Amerika Serikat.

Berbeda dengan sebelumnya, permintaan pembebasan kali ini juga akan disampaikan oleh Presiden Israel Shimon Peres. Dia bersama pensiunan militer, penulis, dan intelektual ikut menadatangani petisi bersama lebih dari 175.000 warga lainnya, secara online, yang meminta grasi untuk Pollard.

Upaya pembebasan Pollard ini menjadi episode paling merusak dan menyakitkan dalam sejarah hubungan Amerika-Israel. Saat Obama ke negara ini, banyak orang menganggap ini kesempatan sempurna untuk kembali meminta hal serupa yang tak membuahkan hasil sebelumnya.

Amnon Rubinstein, profesor hukum di Pusat Interdisipliner di Herzliya, Israel, dan mantan menteri pendidikan mengatakan, sudah cukup perlakuan buruk yang diterima Pollard. "Tidak manusiawi untuk tetap membuatnya di penjara," kata dia.

Pollard, 58 tahun, kini sudah menjalani hukumannya selama 28 tahun. Para pembela untuk pembebasannya mengatakan, belum pernah terjadi sebelumnya Amerika menghukum mata-mata sekutunya.

Sejumlah pejabat di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir juga meminta grasi untuk Pollard. Di antaranya, dua mantan Menteri Luar Negeri AS, yaitu George P. Shultz dan Henry A. Kissinger, serta mantan Direktur Dinas Rahasia AS CIA, R. James Woolsey.

Woolsey, yang memiliki pengetahuan langsung tentang kasus tersebut sempat menetang pemberian grasi untuk Pollard saat ia masih di CIA. Namun kepada Radio Tentara Israel pekan lalu ia mengatakan, tiga mata-mata lain dari sekutu AS hanya dihukum masing-masing kurang dari lima tahun penjara.

Amos Yadlin, mantan direktur intelijen militer Israel yang sekarang menjalankan Institut Nasional Studi Keamanan di Tel Aviv, baru-baru ini muncul di televisi Israel untuk memohon pembebasan untuk Pollard.

Pekan lalu, istri Pollard muncul di televisi Israel dan mengatakan bahwa dia dan suaminya menyampaikan "penyesalan yang dan kesedihan mendalam atas apa yang telah terjadi" dan memohon pengampunan kepada Obama.

Pollard, mantan analis intelijen Angkatan Laut Amerika, menjadi mata-mata untuk Israel setelah ia didekati seorang perwira Israel pada tahun 1984. Ketika ia akhirnya ditemukan 18 bulan kemudian, ia mencari perlindungan di Kedutaan Besar Israel di Washington, tetapi ditolak masuk. Ia akhirnya mengaku bersalah dan divonis hukuman penjara seumur hidup.

Pendukung Pollard saat ini menaruh harapan mereka pada Peres, yang secara luas dihormati di luar negeri. Peres telah berjanji untuk mengangkat masalah ini saat bertemu Obama.

"Pesan kami sangat manusia dan didasarkan atas persahabatan. Siapa yang lebih baik untuk menyampaikan soal ini selain Peres?" kata Adi Ginsburg, seorang juru bicara untuk kampanye pembebasan Pollard.

Pemerintah AS belum menunjukkan tanda-tanda berubah sikap soal ini.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran Channel 2 Israel, Kamis 14 Maret 2013, Obama mengatakan bahwa Pollard telah "melakukan kejahatan sangat serius" dan "kini menjalani masa hukumannya." Ia mengaku bersimpati atas emosi warga Israel dan akan memastikan bahwa akan melakukan kajian atas kasus itu.

Namun Obama menambahkan, "Saya tidak memiliki rencana untuk membebaskan Jonathan Pollard segera."

New York Time | Abdul Manan

Berita terkait

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel

Baca Selengkapnya

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.

Baca Selengkapnya

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.

Baca Selengkapnya

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.

Baca Selengkapnya

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.

Baca Selengkapnya

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.

Baca Selengkapnya

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Selengkapnya

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.

Baca Selengkapnya