TEMPO.CO, Paris - Salah seorang sandera asal Prancis telah dieksekusi di Mali. Demikian bunyi pernyataan seorang pria yang mengaku juru bicara untuk al-Qaeda Afrika Utara (AQIM) kepada kantor berita Mauritania, Agence Nouakchott d'Information (ANI).
Menanggapi keterangan tersebut, juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Prancis, Selasa, 19 Maret 2013 mengatakan mereka sedang mencoba memferivikasi laporan pembunuhan terhadap Phillippe Verdon yang diculik pada November 2011.
"Saat ini, kami belum tahu apakah peristiwa itu benar terjadi," katanya.
Seperti dilaporkan ANI yang memiliki kedekatan dengan pemberontak, komandan penyandera mengatakan bahwa mereka telah memancung kepala Phillippe Verdon pada 10 Maret 2013. Menurut mereka, "Prancis harus bertanggung jawab atas intervensinya di Mali Utara," tulis ANI.
Prancis mengirimkan bala tentaranya ke Mali, 9 Januari 2013, setelah militan al-Qaeda mengancam bakal menguasai ibu kota Mali. Dalam beberapa pekan ini, pasukan Prancis bertempur dengan sejumlah militan di daerah terpencil pegunungan Ifoghas, sebelah utara Mali.
Verdon dan rekan bisnisnya, Serge Lazarevic, diculik di kota Mali Utara, Hombori, pada November 2011. Kedatangan dua pengusaha ke Mali ini untuk perjalanan bisnis. Ketika tiba di hotel tempat mereka menginap, keduanya langsung digelandang oleh sejumlah pria bersenjata. Namun, Kementerian Luar Negeri Prancis menolak berkomentar.
AQIM mengaku berada di balik penculikan tersebut dan mempublikasikan foto kedua yang sandera yang sedang dikelilingi sejumlah pria bersenjata.
Selain Verdon, total jumlah warga Prancis yang disandera oleh kelompok militan Islam Afrika mencapai 14 orang. Enam di antaranya ditahan di Mali. Mereka termasuk empat yang diculik oleh AQIM di ladang uranium di utara Niger pada 2010.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
Ini Orang-orang Kepercayaan Djoko Susilo
Kapolri Perintahkan Korlantas Kurangi Tilang
Rahmad Darmawan Umumkan 28 Pemain Timnas
Inilah Pertemuan yang Menjerat Politikus Golkar
Berkas `Kebun Binatang` Djoko Susilo Hilang
Berita terkait
Prancis Membunuh 20 Milisi Mali
1 Mei 2017
Seorang tentara Prancis tewas setelah mendapatkan serangan dari kelompok perlawanan terhadap pemerintah di Ibu Kota Bamako.
Baca SelengkapnyaPertama Kali, ICC Tuntut Milisi ISIS sebagai Penjahat Perang
23 Agustus 2016
Jaksa ICC di Den Haag, Belanda menjerat milisi ISIS yang merusak situs warisan dunia di Timbuktu, Mali sebagai penjahat perang.
Baca SelengkapnyaPenyerbuan Hotel, Mali Berkabung Tiga Hari
23 November 2015
Senegal siap membantu Mali.
Penyanderaan di Mali, Al-Qaeda Mengaku Bertanggung Jawab
23 November 2015
Prancis menempatkan 3.500 pasukan di Mali.
Baca SelengkapnyaSayap Al-Qaeda Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan di Hotel Mali
21 November 2015
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.
Baca SelengkapnyaSerangan di Hotel Mali, 27 Orang Tewas
21 November 2015
Serangan hotel di Mali itu yang diklaim oleh kelompok Al-Murabitoun dari militan bermata satu Aljazair Mokhtar Belmokhtar.
Hotel Radisson Mali Diserbu Teroris, Biasa Jadi Transit WNI
20 November 2015
Aksi teror melanda Hotel Radisson Blue, Mali, terjadi sejak Jumat pagi
Baca SelengkapnyaTeror Bersenjata, Presiden Mali Buru-buru Kembali
20 November 2015
Aksi ini membuat Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita mempercepat kunjungan kenegaraannya ke Chad.
Baca SelengkapnyaDetik-detik Dramatis Pasukan Khusus Mali Bebaskan 80 Sandera
20 November 2015
Pasukan khusus Mali dibantu pasukan perdamaian PBB menyerbu Hotel Radisson Blu untuk membebaskan sandera.
Baca SelengkapnyaTak Ada Sandera WNI di Hotel Radisson Mali
20 November 2015
Saat kejadian, seluruh WNI berada di lokasi yang cukup jauh dari hotel.
Baca Selengkapnya