Menggeliatnya Kekuatan Militer Cina

Reporter

Editor

Abdul Manan

Selasa, 19 Maret 2013 23:37 WIB

Sejumlah polisi militer berjaga-jaga di kawasan Urumqi, Xinjiang, Cina, (12/07). Pejagaan ini dilakukan untuk mencegah kerusuhan antar etnis Han dan Uighur seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko

TEMPO.CO, Beijing - Cina tak hanya menjadi raksasa dunia dalam bidang ekonomi. Sejumlah analis memprediksi, anggaran pertahanan negara itu diprediksi akan mengejar Amerika Serikat dalam satu dekade mendatang, yang itu akan mempengaruhi postur kekuatan militer negara berpenduduk 1,3 miliar jiwa itu.

Tahun ini, anggaran pertahanan Cina naik cukup besar dibanding tahun lalu. Saat Kongres Rakyat Nasional 14 Maret 2013 lalu, Cina mengumumkan kenaikannya anggaran pertahanannya sebesar 10,7 persen menjadi 720.168 miliar yuan (sekitar Rp 115,7 miliar). Tahun lalu anggarannya sekitar US$ 102 miliar.

International Institute for Strategic Studies (IISS), lembaga pemikir soal pertahanan yang berbasis di London yang memprediksi bahwa anggaran pertahanan Cina bisa menyalip AS pada tahun 2022. Tentu saja itu dengan asumsi bahwa negara yang kini dipimpin Xi Jinping itu bisa mempertahankan rata-rata pertumbuhan tahunannya selama sepuluh tahun terakhir di angka 15,6 persen.

Sejumlah negara mengkhawatirkan kenaikan ini, terutama tetangga Indianya yang anggaran pengeluaran pertahanannya US$ 38,5 miliar atau kurang dari sepertiga Cina. Apalagi, kata seorang pejabat militer India, anggaran pertahanan riil Cina hampir 60 persen lebih tinggi dari nilai yang diumumkan. Pengeluaran sektor pertahanan Indonesia tahun 2011, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), US$ 5,2 miliar

Selain alokasi anggarannya yang membesar, Cina juga kini masuk lima besar negara eksportir senjata. Data yang dilansir SIPRI, lembaga riset bidang senjata yang berbasis di Swedia, Senin 18 Maret 2013, menyatakan, Cina menjadi eksportir terbesar kelima senjata konvensional utama di seluruh dunia, setelah 'mendepak' Inggris yang sebelumnya menempati posisi itu. Ini pertama kalinya Cina masuk lima besar sejak perang dingin berakhir.

Kelima pemasok terbesar senjata konvensional selama periode lima tahun 2008-12 adalah: Amerika Serikat (30%), Rusia (26%), Jerman (7 %), Perancis (6%) dan Cina (5%). Secara keseluruhan, volume transfer senjata internasional konvensional utama mengalami pertumbuhan sebesar 17 persen antara 2003-2007 dan 2008-2012.

Namun sejumlah pejabat Cina mengatakan, sebagian anggaran pertahanan akan lebih dialokasikan untuk keamanan dalam negeri. Pernyataan itu menggarisbawahi kewaspadaan Partai Komunis Cina tak hanya tentang sengketa wilayah dengan Jepang, hubungannya dengan Taiwan, dan kembalinya Amerika Serikat ke Asia, tetapi juga tentang meningkatnya ancaman dari dalam negeri.

Menurut beberapa studi yang didukung pemerintah, jumlah insiden protes dan kerusuhan di Cina bertambah banyak dari 8.700 pada tahun 1993 menjadi sekitar 90.000 pada tahun 2010. Namun Cina belum mengumumkan jumlah terbaru kasus protes dan kerusuhan di negara itu.

Dalam pidato saat Kongres Rakyat Nasional, Perdana Menteri Wen Jiabao --yang kini digantikan oleh Li Keqiang-- mengatakan, menjaga harmoni sosial dan stabilitas merupakan salah satu prioritas pemerintah tahun ini. "Tujuannya adalah untuk menjaga hukum dan ketertiban serta mempromosikan harmoni sosial dan stabilitas.

Namun Jiabao mengatakan, pemerintah juga "harus mempercepat modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata ... (dan) harus tegas menegakkan kedaulatan China, keamanan, dan keutuhan wilayah, dan memastikan pembangunan yang damai".

Namun Cina berulang kali meyakinkan dunia untuk tak takut atas meningkatnya pengeluaran anggaran militer negaranya karena itu untuk tujuan defensif. Anggaran pertahanan Cina saat ini sekitar 5,4 % dari total pengeluarannya, dan sekitar seperlima dari pengeluaran Anggaran Pertahanan AS yang sekitar US$ 534 miliar.

Fokus besar anggaran pertahanan Cina untuk menangani isu dalam negeri, juga mengundang kritik. "Ini menunjukkan partai lebih peduli tentang risiko potensi destabilisasi yang berasal dari dalam negeri daripada di luar," kata Nicholas Bequelin, seorang peneliti di Human Rights Watch, sebuah kelompok advokasi berbasis di New York.

"Ini mengatakan kepada kita bahwa partai saat ini jauh kurang percaya diri. Sebuah pemerintah yang percaya diri tidak takut terhadap penduduknya dan tidak perlu memiliki anggaran keamanan domestik lebih besar dalam pengeluaran pertahanannya," kata dia.

Reuters | India Times | Daly Mail | Abdul Manan

Berita terkait

Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

27 September 2017

Cina Blokir Whatsapp Menjelang Kongres Akbar Partai Komunis

Cina telah memblokir aplikasi pesan WhatsApp?untuk memperketat keamanan menjelang kongres akbar Partai Komunis ke 19 pada awal Oktober mendatang

Baca Selengkapnya

Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

6 September 2017

Ajaib, Wanita Cina Melahirkan Sambil Belanja di Pasar  

Sebuah rekaman mengejutkan yang menunjukkan bagaimana seorang wanita di Cina melahirkan bayi di jalanan sambil berdiri saat tengah berbelanja.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

25 Agustus 2017

Ingin Jadi Tentara di Cina? Hentikan Hobi Masturbasi

Kementerian Pertahanan Cina menyebut hobi masturbasi membuat vena testis membesar

Baca Selengkapnya

Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

24 Agustus 2017

Cari Pengawal Pribadi di Cina Kini Semudah Cari Taksi Online

Aplikasi Jinyiwei memudahkan warga Cina memesan pengawal pribadi semudah memanggil taksi online

Baca Selengkapnya

Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

10 Agustus 2017

Kisah Haru Balita Temani Ibunya Jadi Sopir Taksi Malam di Cina

Li Shaoyun, sopir taksi malam, jadi sorotan netizen di Cina karena membawa anak balitanya saat bekerja dari senja hingga subuh sejak tiga tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

5 Agustus 2017

Belajar Sihir, Pejabat Partai Komunis Cina Dipecat  

Dua pejabat Partai Komunis Cina dipecat setelah kedapatan berlatih sihir untuk menaikkan pangkat.

Baca Selengkapnya

Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

5 Agustus 2017

Latihan Perang Besar-besaran, Cina Tutup Laut Kuning  

Latihan perang Cina di dekat pantai Korea Utara diduga pesan untuk Amerika Serikat bahwa Pyongyang di bawah lindungan Beijing.

Baca Selengkapnya

Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

4 Agustus 2017

Gagal Capai Target, Staf Penjualan Dipaksa Minum dari Toilet

Perekam video yang viral di internet itu sempat ditahan polisi Cina selama empat hari

Baca Selengkapnya

Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

29 Juli 2017

Hindari Utang Rp 49,4 Miliar, Perempuan Cina Sengaja Ubah Wajah  

Zhu Najuan, 59 tahun, mengubah wajahnya hingga terlihat 20 tahun lebih muda untuk menghindari kejaran polisi.

Baca Selengkapnya

Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

29 Juli 2017

Heboh Panda Disiksa, Netizen Cina Geram

Dalam video yang beredar viral, anggota staf penelitian di Chengdu, Cina terlihat menyeret dan melempar bayi panda

Baca Selengkapnya