Dilarang Tanding Seumur Hidup karena Salut Nazi  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Minggu, 17 Maret 2013 20:09 WIB

Giorgos Katidis memberikan salut ala Nazi saat merayakan gol kemenangan 2-1 atas Veria dalam Liga Super Yunani. AP/huffingtonpost.com

TEMPO.CO, Athena - Gelandang tengah AEK Athens, Giorgos Katidis, dilarang bermain seumur hidup dari semua tim nasional Yunani. Federasi sepak bola Yunani, EPO, menjatuhkan hukuman itu setelah dia memberikan salut ala Nazi pada pendukungnya.

Katidis, 20 tahun, bukan nama asing bagi penggemar sepakbola Yunani. Ia adalah mantan kapten U-19 tim Yunani. Ia memberikan salut ala Nazi saat merayakan gol kemenangan 2-1 atas Veria dalam Liga Super negeri itu.

"Tindakan pemain untuk memberi hormat kepada penonton dengan cara Nazi adalah sebuah provokasi yang memprihatinkan, penghinaan terhadap semua korban kebinatangan Nazi, dan melukai karakter kemanusiaan dalam pertandingan," kata EPO dalam pernyataannya.

Katidis banyak dikritik oleh partai-partai politik dan penggemarnya di Twitter dan Facebook menyusul insiden di Stadion Olimpiade Athena itu. Apalagi dilakukan bertepatan dengan peringatan 70 tahun deportasi Yahudi-Yunani di kamp-kamp konsentrasi Nazi dalam Perang Dunia Kedua.

AEK telah meminta Katidis untuk menjelaskan tindakannya sebelum memutuskan masa depannya pada pertemuan dewan pekan depan.

Katidis dalam pernyataannya membantah ia memberi hormat gaya Nazi. "Saya bukan seorang fasis dan tidak akan melakukannya jika aku tahu apa artinya," Katidis mengatakan pada akun Twitter-nya.

REUTERS | TRIP B

Berita terkait

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

23 Februari 2024

Cerita Aksi Petani dan Peternak Yunani Bawa Traktor ke Gedung Parlemen di Athena

Aksi petani dan peternak di Yunani dalam rangkaian demonstrasi besar selama 2 hari menyuarakan tentang kesejahteraan mereka yang belum terjamin.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki

22 Mei 2017

Pertama Kali, Presiden Yunanai Mengunjungi Turki

Presiden Pavlopoulos akan mengunjungi Ecumenical Patriarchate, gereja ortodoks di Istanbul.

Baca Selengkapnya

Kereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas  

14 Mei 2017

Kereta Api Menabrak Rumah di Yunani, 3 Tewas  

Belum diketahui penyebab kereta api keluar dari rel.

Baca Selengkapnya

Yunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi

25 Februari 2017

Yunani: Turki Berharap Tentaranya Diekstradisi

Delapan anggota militer Turki terbang ke Yunani dengan helikopter pada 2016 usai gagal melancarkan kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Baca Selengkapnya

Bom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi

12 Februari 2017

Bom 226 Kg Ditemukan, 75 Ribu Warga Yunani Dievakuasi

Sekitar 75 ribu penduduk Thessaloniki, kota terbesar kedua Yunani mulai dievakuasi setelah ditemukan bom sebesar 226 kilogram.

Baca Selengkapnya

Yunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki

27 Januari 2017

Yunani Batalkan Ekstradisi Tersangka Kudeta ke Turki

Mahkamah Agung Yunani membatalkan keputusan ekstradisi delapan anggota Angkatan Udara Turki yang diduga terlibat kudeta gagal Juli 2016.

Baca Selengkapnya

Musim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi

13 Januari 2017

Musim Salju di Eropa, PBB Khawatirkan Nasib Pengungsi

"Jumlah korban meninggal untuk tahun ini mencapai 27 orang," katanya.

Baca Selengkapnya

Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari

4 Mei 2016

Duh, Anonymous Retas Semua Bank Sentral dalam 30 Hari

Anonymous, kelompok peretas, menyerang sistem komputerisasi bank sentral Yunani kemarin, 3 Mei 2016.

Baca Selengkapnya

Dua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri  

23 Maret 2016

Dua Pengungsi Idomeni di Yunani Membakar Diri  

Dua pengungsi yang tinggal di kamp Idomeni, Yunani, membakar diri sendiri saat berlangsung protes pengungsi.

Baca Selengkapnya

Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

20 Maret 2016

Kamp Pengungsi Timteng 'Idomeni' Lebih Buruk daripada Kamp Nazi  

Kondisi kamp Idomeni, kata Kouroublis, sangat kumuh dan tidak layak huni serta begitu menyedihkan bagi pengungsi dari Suriah dan Irak.

Baca Selengkapnya