TEMPO.CO, Jakarta - Editor media sosial Reuters didakwa oleh Departemen Kehakiman AS telah berkonspirasi dengan kelompok peretas Anonymous untuk masuk ke sebuah situs perusahaan Tribune, tempatnya dulu bekerja.
Surat dakwaan tersebut mengatakan Matthew Keys diduga memberi login dan kata kunci untuk masuk ke server perusahaan Tribune kepada anggota peretas Anonymous. Setidaknya satu peretas berhasil mengubah versi web dari fitur berita Los Angeles Times.
Keys mengatakan ia mengetahui soal dakwaan ini dari Twitter. "Malam ini aku akan istirahat. Besok akan bekerja seperti biasa," ia bercuit dalam media sosial Twitter.
Juru bicara Reuters mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Setiap pelanggaran hukum, atau kegagalan untuk mematuhi standar dan prinsip ketat perusahaan, dapat mengakibatkan adanya tindakan disipliner."
"Kami juga mengamati bahwa dakwaan itu untuk perbuatan yang terjadi Desember 2010. Keys bergabung dengan Reuters pada 2012," kata juru bicara itu.
Departemen Kehakiman AS mengatakan Keys didakwa di California dengan dakwaan masing-masing: konspirasi dengan mengirimkan informasi untuk merusak komputer yang terlindungi, mengirimkan informasi untuk merusak komputer yang terlindungi, dan mencoba mengirimkan informasi untuk merusak komputer yang terlindungi.
Keys bekerja untuk stasiun TV berbasis di Sacramento, KTXL FOX 40, yang dimiliki oleh perusahaan Tribune, sebagai produser web. Dalam dakwaan itu, dikatakan Keys diberhentikan pada akhir Oktober 2010.
Dalam sebuah forum diskusi di dunia maya, dia mengaku sebagai mantan pegawai perusahaan Tribune. Ia memberi login dan kata kunci ke server perusahaan Tribune kepada anggota peretas Anonymous itu.
Jika terbukti bersalah, Keys akan menghadapi hukuman hingga 10 tahun penjara, pembebasan tiga tahun tapi dalam pengawasan, dan denda sebesar US$ 250.000 untuk setiap tuntutan. Dia dijadwalkan hadir di Pengadilan Federal Sacramento pada 14 April.
BBC | Abdul Manan
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya