TEMPO Interaktif, Athena: Jika mendengar kata tram, yang terbayang di benak kita pasti adalah sebuah kereta dengan tiang menjulur ke atas yang terhubung dengan kawat listrik dan berjalan di atas rel. Tapi, di Athena, tram tidak seperti itu.Secara fisik kendaraan yang bernama tram itu sudah jauh dari apa yang biasa kita lihat. Bentuknya lebih menyerupai sebuah bus dengan menggunakan roda karet dan berjalan bukan di atas rel tapi di jalan aspal biasa—meski jalur rel tetap terlihat di beberapa jalan.Memang ada dua tiang besi yang menjulur ke atas dan terhubung ke kawat listrik, tapi hanya itu satu-satunya yang menjadi ciri khas dari sebuah tram. Selebihnya, alat transportasi umum di kota Athena ini lebih mirip bus.Tram secara resmi kembali dioperasikan di Athena pada 19 Juli lalu setelah absen selama 44 tahun. Alat transportasi yang bebas polusi ini sengaja kembali dihadirkan untuk meyambut berlangsungnya Olimpiade musim panas di Athena.Tram menjadi salah satu alat transportasi umum yang sengaja dibangun untuk memenuhi kebutuhan penonton selama berlangsungnya Olimpiade 2004. Selain Tram, kementerian transportasi Yunani juga memperbaharui lintas kereta bawah tanah dan memperpanjang jalurnya hingga mencapai bandara udara internasional Athena.Untuk saat ini, lintasan tram baru mencapai 26 kilometer dari pusat kota Athena dan berakhir di daerah pinggiran kota Faliro dan Voula. Saya bersama rekan wartawan dari Jakarta berkesempatan mencoba tram tersebut hingga Faliro dengan biaya 0,60 euro (atau setara dengan Rp 6.720) untuk sekali jalan. Bagi orang Indonesia dengan harga tiket seperti itu mungkin terasa mahal—jika dibandingkan dengan harga karcis Trans Jakarta yang hanya Rp 2.500—tapi bagi kebanyakan warga Athena harga itu tak seberapa dan sangat wajar.Terdapat 47 stasiun pemberhentian sepanjang jalur tram di mana para penumpang bisa naik dan turun, yang secara kasar berjarak kurang lebih 500 meter antar stasiun. Kecepatan tram ini sendiri dibatasi hanya bisa melaju hingga 23 kilometer per jam.Suhu udara di Athena yang sangat panas, bisa mencapai 37 derajat Celsius pada siang hari, telah diantisipasi oleh pengelola dengan memasang alat pendingin udara di dalam tram tersebut. Bentuknya sangat modern.Selain itu, alat transportasi ini juga dilengkapi dengan lantai hidrolik yang bisa naik turun. Fungsinya adalah agar para penumpang yang menggunakan kursi roda bisa dengan mudah naik maupun turun dari tram tersebut. Menurut data statistik yang ada di kementerian transportasi Yunani, jumlah penumpang setiap harinya yang memanfaatkan alat transportasi ultra modern ini sekitar 80 ribu penumpang.Tram hanyalah satu dari sekian banyak fasilitas sarana dan prasarana umum yang dibangun pemerintah Yunani khusus menyambut digelarnya Olimpiade Athena 2004. Meski menelan biaya tak sedikit, namun diharapkan investasi yang telah mereka tanam ini bisa kembali dalam jangka panjang. Dan, terutama, kota Athena diharap bisa disejajarkan dengan kota-kota besar di Eropa lainnya dalam hal fasilitas trasportasi umum.Firman Atmakusuma – Koran Tempo
Sampai tadi malam, AS masih memimpin perolehan medali dengan 35 emas, 38 perak, dan 29 perunggu. Tetapi, Cina yang menduduki peringkat kedua hanya tertinggal empat keping emas. Inilah prestasi terbaik Cina sepanjang sejarah.
Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik
25 Agustus 2004
Sutiyoso Beri Bonus Rumah Rp 2 Miliar untuk Taufik
Peraih medali emas Taufik Hidayat yang sudah pasti meraih bonus uang tunai Rp 1 miliar dari KONI Pusat, juga mendapat tambahan bonus berupa rumah senilai Rp 2 miliar dari Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso.
Yang akan ada hanya upacara penyambutan sederhana dipimpin Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar dan dihadiri jajaran pengurus KONI serta pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).